GUBAHAN ANAK NUSANTARA
Untukmu yang duduk disinggasana nan mewah...
maukah ku ajak sejenak melihat suasana diluar singgasanamu...
lihat..resapi...ratapi...pikirkan...berbuatlah buat mereka...
berapa banyak saudaramu menjerit dilorong sana...kampung sana...
berapa banyak saudaramu berpakaian panas...berselimutkan dingin...
makan sesuap nasi basi...minum peluh tanpa rasa sakit...
dulu mereka engkau sapa...sejuta janji nan penawaran hidup mereka...
kau datang...kau peluk...kau minta suara mereka...
kini mereka yang meminta suaramu...janjimu...bukti kerjamu...
sungguh nasib mereka jauh dari nasib keluargamu...
mereka punya hati...mereka punya telinga...mereka punya mata...
jadilah hati mereka...jadilah telinga mereka...jadilah mata mereka...
bualan bualanmu sudah bosan kami dengar...
gambarmu di televisi membuat kami muak...
suaramu di radio membuat kami bising...
inginkah kau kembali kepada kami...mana suara kami...mana titipan kami
kamipun memiliki nusantara...cinta nusantara...ingin mengabdi...
kau pembohong...pengkhianat nusantara....maling nusantara...penjajah rakyat sendiri...
kini....aku merasa lelah...lelah dengan sikapmu...
namun kami masih punya harap dan cita...
harap dan cita kami hanya untuk negeri tercinta...
selamat atas singgasanamu...kau hebat...kau pembohong ulung...
kau memiliki segalanya...tanpa kau sadar sesungguhnya kau miskin...
lebih miskin dan lebih nista dari kami...
kau rasa singgasanamu abadi...tidak...singgasanamu milik kami...
kami rakyat yang memiliki...bersiaplah untuk turun...
atau kami yang menurunkanmu secara paksa dan tidak terhormat...
dasi...jas...kemeja...celana...septu mewah nan mahal yang kau kenakan...palsu..
lidahmu palsu...suaramu rekaman...yang kau edit sendiri...
kau...kau..kau..tidak memiliki bumi pertiwi ini.....
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Untukmu yang duduk disinggasana nan mewah...
maukah ku ajak sejenak melihat suasana diluar singgasanamu...
lihat..resapi...ratapi...pikirkan...berbuatlah buat mereka...
berapa banyak saudaramu menjerit dilorong sana...kampung sana...
berapa banyak saudaramu berpakaian panas...berselimutkan dingin...
makan sesuap nasi basi...minum peluh tanpa rasa sakit...
dulu mereka engkau sapa...sejuta janji nan penawaran hidup mereka...
kau datang...kau peluk...kau minta suara mereka...
kini mereka yang meminta suaramu...janjimu...bukti kerjamu...
sungguh nasib mereka jauh dari nasib keluargamu...
mereka punya hati...mereka punya telinga...mereka punya mata...
jadilah hati mereka...jadilah telinga mereka...jadilah mata mereka...
bualan bualanmu sudah bosan kami dengar...
gambarmu di televisi membuat kami muak...
suaramu di radio membuat kami bising...
inginkah kau kembali kepada kami...mana suara kami...mana titipan kami
kamipun memiliki nusantara...cinta nusantara...ingin mengabdi...
kau pembohong...pengkhianat nusantara....maling nusantara...penjajah rakyat sendiri...
kini....aku merasa lelah...lelah dengan sikapmu...
namun kami masih punya harap dan cita...
harap dan cita kami hanya untuk negeri tercinta...
selamat atas singgasanamu...kau hebat...kau pembohong ulung...
kau memiliki segalanya...tanpa kau sadar sesungguhnya kau miskin...
lebih miskin dan lebih nista dari kami...
kau rasa singgasanamu abadi...tidak...singgasanamu milik kami...
kami rakyat yang memiliki...bersiaplah untuk turun...
atau kami yang menurunkanmu secara paksa dan tidak terhormat...
dasi...jas...kemeja...celana...septu mewah nan mahal yang kau kenakan...palsu..
lidahmu palsu...suaramu rekaman...yang kau edit sendiri...
kau...kau..kau..tidak memiliki bumi pertiwi ini.....
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
WAJAHMU NAN ELOK
Kupandang wajahmu yang ayu nan menawan...
kutulis namamu disetiap lembaran kosong...
kusimpan namamu dalam hatiku yang paling dalam...
sesekali ku pautkan dengan namaku...
hamparan keindahan yang alami kau miliki...
kau begitu anggun...mempesona...indah dipandang...nyaman tuk ku dekati...
suaramu yang khas seperti lantunan nyanyian bidadari syurga...
kau senantiasa tersenyum simpu padaku...
kini...kau menangis...kau meratapi kesedihanmu...
wahai impianku...janganlah kau menangis...hilangkan ratapanmu...
jangan kau bersedih karena dia...
dia memang penoda yang berhati iblis...
wahai ibu pertiwiku..jangan kau rusak keelokanmu...
kau bagaikan syurga yang menumbuhkan berbagai jenis buah...
ladangmu begitu subur nan bermakna ...
bertahanlah...dari para perusak keelokanmu...
aku pendampingmu nan setia untuk mendampingi dan membelamu
dari para pengkhianat cinta ibu pertiwi ini...
aku lahir dari cintamu padaku...
maka kan kupersembahkan cintaku padamu sepenuhnya...
wahai para pemangku ibu pertiwi...kau telah gagal memberikan cintamu...
cintamu palsu...bohong...cintamu semu...gadungan...
bukti nyata kau pembohong telah membuat rusak negara ini...
sadarkah langkahmu...kebijakanmu...mana untuk rakyat...
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
kutulis namamu disetiap lembaran kosong...
kusimpan namamu dalam hatiku yang paling dalam...
sesekali ku pautkan dengan namaku...
hamparan keindahan yang alami kau miliki...
kau begitu anggun...mempesona...indah dipandang...nyaman tuk ku dekati...
suaramu yang khas seperti lantunan nyanyian bidadari syurga...
kau senantiasa tersenyum simpu padaku...
kini...kau menangis...kau meratapi kesedihanmu...
wahai impianku...janganlah kau menangis...hilangkan ratapanmu...
jangan kau bersedih karena dia...
dia memang penoda yang berhati iblis...
wahai ibu pertiwiku..jangan kau rusak keelokanmu...
kau bagaikan syurga yang menumbuhkan berbagai jenis buah...
ladangmu begitu subur nan bermakna ...
bertahanlah...dari para perusak keelokanmu...
aku pendampingmu nan setia untuk mendampingi dan membelamu
dari para pengkhianat cinta ibu pertiwi ini...
aku lahir dari cintamu padaku...
maka kan kupersembahkan cintaku padamu sepenuhnya...
wahai para pemangku ibu pertiwi...kau telah gagal memberikan cintamu...
cintamu palsu...bohong...cintamu semu...gadungan...
bukti nyata kau pembohong telah membuat rusak negara ini...
sadarkah langkahmu...kebijakanmu...mana untuk rakyat...
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
KAU YANG DISANA
Jauhnya jarak diantara kita...
waktu yang tak bisa menembus keberadaanmu...
tataplah sejenak rembulan dimalam hari...
hitunglah sebisa mungkin bintang diangkasa sana...
terimalah sedetik kehangatan mentari dipagi hari...
resapi...rasakan belaian angin yang menghembus disampingmu...
kau...kuingat namamu...suaramu...wajahmu...
kau begitu jauh...lama ntah kapan kau kembali...
mimpi-mimpi terus ada dalam setiap tidurku...
namun...entah kenapa tidurku susah aku pejamkan mata ini...
kau bukan siapa-siapaku...kau impianku...
entah kapan kau bisa bersama...
kami merindukanmu wahai sosok yang sederhana...
wahai pribadi yang lembut...
segeralah buktikan keberadaanmu...bersamalah dengan kami...
kami sudah muak dengan yang ada saat ini...
kami butuh engkau yang jujur nan berwibawa...
dimanakah kau saat ini...bawalah kami pada kejujuran...
kejujuran kini luntur dicerna kebiadaban penguasa lalim...
kepura-puraan kini merajalela disetiap sudut kepemimpinan negeri ini...
kini negeri ini dipimpin oleh para pemangku budaya drama...rekayasa...hasud...
mentiadakan kejujuran...menghadirkan kepalsuan...
mereka sudah palsu...suara mereka adalah hasrat mereka...
suara rakyat adalah suara yang dikekang...
kembalilah segera wahai harapanku...
kami rindu akan kehadiranmu...jangan takut kami ada bersama kejujuran...
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
waktu yang tak bisa menembus keberadaanmu...
tataplah sejenak rembulan dimalam hari...
hitunglah sebisa mungkin bintang diangkasa sana...
terimalah sedetik kehangatan mentari dipagi hari...
resapi...rasakan belaian angin yang menghembus disampingmu...
kau...kuingat namamu...suaramu...wajahmu...
kau begitu jauh...lama ntah kapan kau kembali...
mimpi-mimpi terus ada dalam setiap tidurku...
namun...entah kenapa tidurku susah aku pejamkan mata ini...
kau bukan siapa-siapaku...kau impianku...
entah kapan kau bisa bersama...
kami merindukanmu wahai sosok yang sederhana...
wahai pribadi yang lembut...
segeralah buktikan keberadaanmu...bersamalah dengan kami...
kami sudah muak dengan yang ada saat ini...
kami butuh engkau yang jujur nan berwibawa...
dimanakah kau saat ini...bawalah kami pada kejujuran...
kejujuran kini luntur dicerna kebiadaban penguasa lalim...
kepura-puraan kini merajalela disetiap sudut kepemimpinan negeri ini...
kini negeri ini dipimpin oleh para pemangku budaya drama...rekayasa...hasud...
mentiadakan kejujuran...menghadirkan kepalsuan...
mereka sudah palsu...suara mereka adalah hasrat mereka...
suara rakyat adalah suara yang dikekang...
kembalilah segera wahai harapanku...
kami rindu akan kehadiranmu...jangan takut kami ada bersama kejujuran...
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&