Kamis, 20 Januari 2011

PELAKU PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan gerakan utama dalam membangun individu untuk kelompok..kelompok bisa dikatakan mereka yang memerlukan menu utama dalam kebutuhan pokoknya. kebutuhan individu maupun kelompok adalam cukup fikir, cukup dzikir dan cukup amal nyata dilingkungannya. kalau kita meminjam istilah barat maka ranah afektif, kognitif dan psikomotorik merupakan aspek yang jauh jauh sebelumnya sudah dikonsepkan dan sudah ditawarkan bahkan sudah dilakukan oleh sebagian diantara kita yang menjadikan ketiga aspek tersebut asas utama garapan pendidikan untuk memanusiakan manusia.

bukan suatu yang aneh ataupun barang asing bagi konsep pendidikan Islam ketiga ranah itu merupakan barang lama yang sudah Allah tawarkan dalam Al Qur'an Surat al Jumu'ah Ayat Dua. bila kita kaji dan dalami serta kita amalkan maka tujuan memanusiakan manusia dalam aksi pendidikan sudah cukup matang dan bisa membuat konsep yang memang muncul dari dunia Pendidikan Ke Islam an bukan bangga denga teori barat melainkan teori barat yang menempel pada konsep atau teori pendidikan berdasar asas Islam.

maka munculah pelaku pendidikan yang diseimbangi oleh pengguna pendidikan dan pemerhati pendidikan. pelaku adalah mereka yang ada dilapangan yang fungsinya sebagai ujung tombak pergerakan seperti Guru, Pamong, bidang kurikulum, kesiswaan, kepala sekolah, dan semua tiem yang tergabung dalam proses kegiatan belajar mengajar ( PKBM ). disebut PKBM karena itu sesuai dengan makna pendidikan yakni Proses dari kurang bisa menjadi bisa, dari kurang tahu menjadi tahu yang mengandung kegiatan berupa mata ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik bukan yang memperbelenggu peserta didik, kalau istilah PBM ( Proses Belajar Mengajar atau KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ) maka kedua konsep atau istilah tersebut hanya akan menjadikan pendidikan yang membelenggu peserta didiknya dikarenakan kekuasaan para pimpinan pendidikan, kediktatoran bidang kurikulum yang membuat kurikulum arogan dan setengah memaksakan kehendak, kesiswaan yang berat sebelah dengan hanya memperdayakan peserta didik sesuai kebutuhan sekolah bukan kebutuhan murid, kepala sekolah yang merasa ahli padahal kurang ahli, yayasan atau instansi yang merasa hebat dalam konsefnya ternyata dimasyarakat pengguna pendidikan tidak memiliki nilai, nilai hanya sebatas di dalam saja baik dan merasa benar, ternyata diluar jauh dari pengakuan tersebut.

adapun pengguna pendidikan adalah mereka masyarakat yang aktif bukan hanya menyekolahkan anaknya saja apalagi kalau hanya bermaksud menitipkan anak karena kesibukan kerja saja melainkan mereka mau memberi dukungan pada program sekolah yang sesekali mungkin terdapat kesalahan atau kekurangan dikarenakan pihak sekolah sibuk didalam ketimbang dimasyarakat pengguna pendidikan, apalagi kalau sampai sekolah membatasi adan melarang para staff gurunya untuk aktif dimasyarakat pengguna pendidikan maka tunggulah saat kecemburuan sosial yang mengarah pada kemandegan sekolah tersebut terjadi karena tiemnya sendiri.

lantas siapakah mereka yang kita nyatakan sebagai penilik pendidikan yakni mereka yang memperhatikan pendidikan dari segi tataran konsef berdasar pengalaman dan hasul penemuan dilapangan atas praktik pendidikan tang terjadi di negeri ini. mereka aktif bukan hanya sekedar berbicara tetapi mereka aktif menawarkan konsef dan terjun langsung kelapangan untuk menyampaikan model pendidikan yang harus dibenahi oleh para pelaku pendidikan dan para pengguna pendidikan.