Jumat, 16 Juli 2010

SEKOLAH IDAMAN

Siapa yang tak mau anaknya belajar dengan nyaman, berkualitas dan bermakna pada diri anak baik moralnya menjdadi baik, ilmunya bertambah dan perbuataannya sholih, banyak sekarang ini lembaga pendidikan yang tumbuh berkembang di era yang serba instan ini, bahkan tidak sedikit sekolah yang ditinggalkan masyarakat karena kurang layak atau tidak memenuhi kebutuhan para konsumen pendidikan. sekolah sekolah diberbagai jenjang kini menata dan meniti perbaikan demi perbaikan untuk meraih kursi dan kelas sebanyak serta sebaik mungkin, namun lain daripada itu banyak sekolah yang hany bermuka saja padahal dibalik mukanya penuh dengan borok-borok tinta ketidak nyamanan dan tidak mengakomodasi keperluan peserta didik, orang tua/wali, masyarakat dan bahkan sekolah yang hanya asal-asalan. disamping itu peran orang tua walipun kini hanya sebagai pengamanah anaknya yang lepas tanpa kontrol begitu saja, karena sibuknya bekerja kadang sang ayah dan ibu sekedar menitipkan anak disekolah daripada maen tak keruan sehingga lembaga sekolah hanya berfungsi sebagai tempat atau lembaga penitipan anak dari jam 07.000 s.d. pukul lima sore tanpa dievaluasi dan memberikan pengawasan pada anak dan sekolah anaknya.begitupun dengan komite yang dibentuk sekolah atau yayasan yang terdiri dari unsur guru, orangtua/wali murid/yayasan, masyarakat fungsinya tak ubah bagaikan prajurit yang siap dikomando oleh kepala sekolah atau ketua yayasan untuk bekerja bukannya mengevaluasi, mengawasi, mengontrol, memberi masukan, menegur memberi semangat para kepala sekolah, guru dan atau lembaga yayasan.apalagi yang namanya guru yang harus digugu dan ditiru murid kini pigur yang layak sebagai guru sudah langka ditemui, banyak guru yang ringan tangan, ringan lisan, sehingga tak sedikit murid yang dipukul guru dicaci maki guru , guru di pukul murid , guru dicacimaki murid dan sejenisnya pelanggaran yang tidak mencerminkan orang-orang berpendidikan.

 jikalah mengajar memang kegiatan yang sangat momentual kini tak sedikit guru yang hanya menjadikan pengajaran sebagai pengugur kewajiban dan bekerja sebagai tugas saja, banya KTSP yang seharusnya inovatif dan reforamasi yang mengarah pada revolusi pendidikan yang bermakna kini kabur disebabkan KTSP berubah fungsi menjadi Kurikulum Tetap Sama Produknya. peranan dinas pendidikan atau kementrian pendidikan atau kerajaan pendidikan atau apapun namanya jangan hanya sebagai simbol akan kediktatoran kebijakan saja para pengelola atau raja dari kerajaan tersebut harus mampu membuat sebuah perubahan kearah pendidikan yang lebih merakyat dan terasa oleh rakyat.

 kini sebabkan dengan daya saing yang tidak sehat dan penuh manipula disemua lini pendidikan sering kita temukan kejangalan-kejanggalan yang membuat mata ini ingin menangis dan tangan ini ingin memegang serta kaki ini ingin melangkah namun, tangisan model apa yang rakyat tangiskan untuk bisa merubah kebejatan para pejabat pendidikan, genggaman tangan rakyat model apa yang bisa mengarahkan para pejabat bejat pendidikan dan langkah kaki kemana yang akan menggiringkan makna pendidikan untuk rakyat dibawah kekuasaan diktator pendidikan. belum juga menangis mereka sudah mengobral janji manis padahal pahit dengan embel-embel pendidikan gratis dan bermutu, belum juga memegang alih pendidikan mereka sudah mengarahkan pada subsidi silang biaya pendidikan, belum juga melangkag untuk mendemo dan menurunkan para pengkhianat pendidikan mereka sudah menjegal rakyat dengan pesona dan sejuta janji palsu penipuan belaka. apa kata mereka...ada prosedural yang harus ditempuh,,,ada aturan yang harus diproses dan seabreg alasan lainnya....berarti adanya prosedur...adanya aturan hanya untuk memperesulit rakyat bukan untuk mempermudah rakyat.

rakyat sudah lelah, capae dan mual dengan keadaan ini semua, sementara rakyat perlu mendapatkan pelayanan dan proses pendidikan yang memadai. rakyat itu tidak sama, rakyat itu sama. tidak samanya rakyat adalah tugas rumah yang harus dipecahkan oleh pemerintah dan kesamaan rakyat adalah siap untuk melakukan perubahan jika pemerintah tidak becus melakukan perubahan. kekuatan rsakyat sudah sip sedia untuk berkorban demi negara bukan untuk mengotori dan menjadi pengkhianat negara tercinta Republik Indonesia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tafadhlol akhi...ukti...silahkan...BTS ( Bebas Tapi Sopan )