Selasa, 02 Agustus 2011

KITA BUKAN BONEKA PEMERINTAH

Apa yang mesti kita lakukan...
ialah pengabdian...
ialah untuk mereka yang blum mengerti...
ialah untuk kedewasaan mereka....

hanya lelah bila kita mengurusi kekurangan...
hanya pengecut hanya mengurusi yang tidak penting...
menangislah karena Allah....
tidak karena gengsi kesombongan pribadi...

bilakah pengabdian sudah lama....
ia harus lebih bisa meraba arah...
bukan kabur dalam arah...
bukan dangkal dengan reformasi...revolusi....

hiruk pikuk hanya untuk sebuah tunjangan pemerintah ialah kemunafikan...
mengobral jasa tanpa pembuktian ialah tipudaya...
menilai...mengkritik tanpa profesionalisme ialah kedzoliman...
seru bila kelak anak didik mencabik muka kita karena ia diperalat untuk kekompakan yang semu...

kala mata terbelalak...
mulut menganga...
semua datang untuk meminta...mencari...menghardik,,,
atas kinerja yang hampa...kecuali sedikit sekali nilai yang ada....

Kamis, 21 Juli 2011

MENDOBRAK REFORMASI MEROMBAK REVOLUSI

perjalanan di dunia pendidikan sungguh amat unik...dari tahun 2005 secara formal ana memasuki dan ikut andil dalam kancah pendidikan...yang sebelumnya dilembaga non formal dan informal.... dari mulai keberadaan ana di lembaga pendidikan swasta ..negeri...ormas...SD...SDIT...SMA...SMP....SMK...SD PLUS...KONSULTAN PENDIDIKAN...Kini Kepala SD Plus Al Fatwa Bandung...begitu sempurnanya wajah pendidikan di Nusantara ini...
guru-guru yang ada di SD Al Fatwa sendiri sudah mengabdi cukup lama...ada yang sudah 24 Tahun...13 Tahun...11, 10, 9, 8, 7, 5 Tahun...wakil ana sendiri mereka sudah 5 tahun mengabdi di SD Al Fatwa Bandung...sedangkan ana sendiri satu bulanpun terhitung hari ini masih kurang dua pekan..begitu amanah jabatan kepala SD Plus Al Fatwa ana pegang...luaaaaaarrrrrr biasa respon dari mereka...ya...ada yang pro...biasa aja bahkan ada yang kontra...tapi ini harus ana hadapi... harus ana menej dengan seksama...karena secara usi mereka sudah senior sementara usia ana baru masuk ke usia 30 Tahun ( 10 Oktober 1981 ).
awal cerita ana dipromosikan untuk tawaran kepala SMP Plus Al Fatwa..dan itu sudah gol dari 13 calon yang diwawancarai Yayasan...namun entah kenapa mendekati Tahun Ajaran baru ini ( 2011-2012 ) ana kembali dipromosikan oleh yayasan untuk mengikuti tes seleksi kelayakan calaon Kepala SD Plus Al Fatwa yang calonnya 3 dari guru Al Fatwa dan Dua dari Luar termasuk ana kandidat dari luar...selama kurang lebih dua jam dijajal oleh dewan pembina/dewan penasehat penyeleksi ...ada telepon bahwa ana ditetapkan sebagai yang lolos untuk Kepala SD Plus Al Fatwa Bandung...masya Allah...inilah malapetaka paling besar yakni diamanahi sebuah amanah yang begitu besar...
akhirnya dengan tekad yang bulat dan moto yang kuat..ana berkata...Langkah Pasti...pasti Bisa...bisa...bisa...bisa... YES....ALLAHU AKBAR... kuberusaha mencaikan suasana emosional di al fatwa dengan merangkul semua SDM yang ada dan yang siap kerja sama...berbagai macam penemuan kurekap secara seksama...penemuan administrasi...Budaya...dan seabreg penemuan lainnya sebagai bahan langkah yang jadi pijakan sementara...

GURU SDP A.F.  KITA SATU  TIM...
KITA PASTI BISA...
BISMILLAH KITA MENATA...MENITI..LAHIRKAN MUJAHID MUDA YANG UNGGUL...

Minggu, 03 Juli 2011


 KEPALA SEKOLAH SD : MANAJEMEN KONFLIK DAN STRES


Ada yang menarik dari pengajaran.
Untuk pertama kalinya dalam hidup ini : Saya Mencalonkan Kepala Sekolah SD.
Ya...Sekolah Dasar.... Plus Al Fatwa Bandung.
Saya yang biasanya ngajar , Private,  pembina pramuka, MI, WaKasek SMKM 3 Bandung... sekarang nyalonin Kepsek SD...... Luuuuuuuuaaaaarrrrr Biasyaaaa.......Lho koq luar biasa ? Padahal Biasa diluar yha....
Apalagi sesolahnya perlu Manajemen Konflik dan Stres.
Berarti tensi ngajar saya harus disesuaikan kapasitas Kepala SD.
Ojok dhukur dhukur kata arek Malang. Artinya jangan terlalu tinggi ilmu yang diberikan.
Tetapi sesuai dengan kwalitas dan kemampuan mereka. Jangan disamakan dengan industri.
Saya setuju saja, toh kesemuanya untuk kebaikan....

Ada yang menarik dari manajemen stres ini. Ada sebuah cerita standar, seperti berikut :
Pada saat memberikan kuliah, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya pada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda, segelas air ini?
"When giving the lecture, Steven Covey lifted a glass water and asked his students: "As heavy according to you, a glass water?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey..
The students answered from 200 gr to 500 gr."This not the difficult problem absolute him, but depended how long you held him."Covey words..

"Jika saya memegang selama 1 menit, tidak ada masalah.
Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit.
Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat".
"If I held for 1 minute, there was no problem.If I held him for 1 hour, my right arms will be sick.And if I held him while 1 day was full, possibly you must call the ambulance for me. The weight in fact same, but increasingly old I held him, then his burden will be increasingly difficult.
"Jika kita membawa beban kita terus-menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya" lanjut Covey."Apa yang kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".
"If we brought our burden continually, gradually we can not carry him again."The burden will increase the weight” continued by Covey."What was done by us was to place these glasses, rested for a moment before appointing him again".
Sobatku..Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.
My friend..We must leave our burden periodically, so that we could be fresher and could carry him again.
Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang.
Beban itu dapat diambil lagi besok.
Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa.
Setelah istirahat nanti dapat diambil lagi...
So before coming home from the work this afternoon, left the burden of the work.Did don't bring came home.The burden can be taken again tomorrow. Anything the available burden on your shoulders today, tries left for a moment if could.After the rest can be later taken again...
Sobat, ingatlah selalu bahwa...Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita...
My friend, remembered always that...This life was short, so tried to enjoy him and to make use of him.The most beautiful and best matter could not be in this world seen, or was touched, but could be felt away in our heart niche.

Itulah masukan yang berharga.
Intinya : Coolling down please, Kalem, ayo selesaikan step by step

Dalam referensi yang saya cari, akhirnya saya mendapatkan ciri ciri stress :
  1. Suka menyendiri / tertutup
  2. Ingin menang sendiri ( ngeyel )
  3. Datang terlambat , pulang cepat
  4. Sulit menerima pendapat orang lain
  5. Kalau diberi tugas sering sakit perut
  6. Mudah tersinggung
  7. Sering menyalahkan orang lain
  8. Sulit tidur / ngantuk terus
  9. Merasa paling hebat
  10. Suka nampang / mejeng
  11. Bicara berbelit – belit / ngelantur
  12. Mahal / sulit tersenyum
Pengalaman baru dalam dunia baru.
Smoga tidak konflik dan tidak stres... 

Manajemen Pendidikan - Persiapan Presentasi Uji Kelayakan Calon Kepsek SD Plus Al Fatwa



  1. MANAJEMEN PENDIDIKAN
    • Pengertian Pendidikan
    • Pendidikan Dalam arti luas, pendidikan adalah setiap proses di mana seseorang mem-peroleh pengetahuan ( knowledge acqui-sition ), mengembangkan kemampuan/keterampilan (skills developments) sikap atau mengubah sikap ( attitute change ). Pendidikan adalah suatu proses trans-formasi anak didik agar mencapai hal _hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya.
    • Pendidikan mempunyai fungsi sosial and individual. Fungsi sosialnya adalah un-tuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif de-ngan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan kini. Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang me-nempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (penga-laman baru). Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara informal lewat berbagai kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya.
    • Suatu sistem pendidikan bukan hanya terdiri dari lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi), tetapi juga meliputi per-pustakaan, museum, penerbit, dan berbagai agen yang melakukan transmisi penge-tahuan dan keterampilan
    • Manajemen Pendidikan
    • Walaupun awalnya manajemen diperlukan bagi organisasi bisnis, dalam per-kembangnya manajemen juga diperlukan dalam upaya _upaya nir laba seperti seko-lah, lembaga keagamaan, dan sebagainya. Saat ini literatur mengenai manajemen un-tuk organisasi nir laba cukup banyak ter-sedia. Bahkan pada beberapa sekolah bisnis ada matkuliah bahkan spesialisasi dalam manajemen organisasi nir laba. Dalam kuri-kulum sekolah teologia di Barat bahkan ada matkuliah manajemen gereja ( churc management ).
    • Dalam pendidikan, seorang manajer pendidikan mempunyai tugas mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dipunyainya seperti guru, sarana dan prasarana sekolah (perpustakaan, laboratorium, dsb.) untuk mencapai sasaran dari lembaga pen-didikan yang menjadi tanggung jawabnya.
    • Universalitas fungsi manajemen (pe-rencanaan, pengorganisasian, kepemimpin-an dan pengawasan) dan transferability kemampuan manajemen didukung banyak pihak. Seorang manajer yang sukses dalam industri tertentu, juga akan mempunyai peluang sukses di industri lain. Salah satu kasus kontemporer adalah keberhasilan CEO IBM Louis Gerstner yang direkrut dari perusahaan penjual biskuit Nabisco. Walaupun memproduksi dan memasarkan komputer amat berbeda dari biskuit, namun sukses Louis Gerstner membuktikan dalil transferability kemampuan manajemen. Jauh sebelum Louis Gerstner, Eisenhower dan McNamara juga mem-buktikan validitas kedua dalil ini. Keduanya adalah perwira tinggi angkatan bersenjata Amerika Serikat. Keduanya berhasil dalam pekerjaan non militer.
    • Keberhasilan The Wharton School menjadi sekolah bisnis terbaik di Amerika juga disebabkan karena yang direkrut sebagai dekan bukanlah seorang akademis, tetapi praktisi bisnis yaitu seorang kon-sultan dari McKinsey . Model praktisi menjadi dekan sekolah bisnis menjadi semacam trend di Amerika. Sekolah Bisnis University Maryland dan Darden School dari The University of Virginia juga merekrut praktisi manajemen sebagai dekan mereka.
    • Berdasarkan observasi, dapat dihi-potesakan bahwa kualitas manajemen ter-baik berada dalam sektor bisnis. Mana- jemen non bisnis masih jauh dari baik. Dalam hal ini manajemen sekolah/ pen-didikan, saya berpendapat secara umum bahwa hal ini masih jauh dari baik. Sekolah yang menyelenggarakan manajemen pen-didikan yang baik mungkin dapat dihitung dengan jari.
    • Dunia pendidikan dapat belajar banyak dari para praktisi manajemen (manajer) di dunia bisnis. Para manajer bisnis dapat mentransfer kemampuannya untuk mem-perbaiki manajemen pendidikan.
  2. Beberapa Isu
    • Sasaran Pendidikan: Aspek afektif
    • Manajemen Guru
    • Peningkatan Pengawasan
    • Manajer Pendidikan
    • Aliansi Antarsekolah
    • Partisipasi Manajer Bisnis
  3. Manajer di Sekolah
    • Mengimbangi krisis yang ada, kepala sekolah tidak hanya dituntut sebagai educator dan administrator, melainkan juga harus berperanan sebagai manajer dan supervisor yang mampu menerapkan manajemen bermutu. Indikasinya ada pada iklim kerja dan proses pembelajaran yang konstruktif, berkreasi serta berprestasi. Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada dan yang dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda terdepan dan dapat diukur keberhasilannya. Pada prinsipnya manajemen sekolah itu sama dengan manajemen yang diterapkan di perusahaan. Perbedaannya terdapat pada produk akhir yang dihasilkan. Yang dihasilkan oleh manajemen sekolah adalah manusia yang berubah. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak berpengalaman menjadi berpengalaman, dari yang tak bisa menjadi bisa. Sedangkan sasaran manajemen perusahaan itu pada kualitas produksi benda-benda mati. Jadi, manajemen sekolah berandil kuat pada pembentukan kualitas manusia yang merupakan generasi penerus bangsa. Atensi masyarakat yang telah teralienasikan akibat propaganda wacana teknologi dalam pembelajaran harus segera diobati dengan mengedepankan wacana kualitas kepala sekolah. Realitas sekolah itu dimanage oleh kepala sekolah bukan pada kata-kata para marketer yang mengejar target siswa demi perolehan bonus. Para ahli manajemen seperti Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,18) melihat bahwa salah satu input strategis bagi langkah maju perusahaan adalah membentuk konsep yang berbasiskan sumber daya manusia demi suatu profitabilitas yang tinggi. Tak ada salahnya konsep ini dipakai di sekolah. Secara sederhana dapat diterjemahkan bahwa keberhasilan sekolah tergantung pada teknik mengelola manusia-manusia yang ada di sekolah untuk suatu keberhasilan yang tak terukur nilainya yaitu pemanusiaan manusia dalam diri peserta didik dan penghargaan bagi rekan-rekan pendidik sebagai insan yang kreatif dan peduli akan nasib generasi penerus bangsa. Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah yakni merencanakan, mengorganisasi, mengadakan staf, mengarahkan/orientasi sasaran, mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi. Melalui kegiatan perencanaan terjawablah beberapa pertanyaan: Apa yang akan, apa yang seharusnya dan apa yang sebaiknya? Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan reguler, teknis-opersional dan perencanaan strategis (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang). Kepala sekolah mulai menggarap bidang sasaran yang mungkin sebelumnya sudah dikaji secara bersama-sama. Dalam kegiatan perencanaan, garapan bidang sasaran itu dibagi, dipilah, dikelompokkan serta diprioritaskan. Pusat perhatian dan pemikiran tertuju kepada pertanyaan: Bagaimana membagi, memilah dan mengelompokkan sasaran itu sehingga dapat diselesaikan? Tentu saja atas hasil pertimbangan partisipatif yang menghengkangkan persepsi keliru mengenai "meeting sama dengan pemberitahuan".
  4. Guru dan Siwa adalah Mitra Kepala Sekolah
    • Penggunaan School Based Management ( Manajemen Berbasis Sekolah ) oleh Pemerintah Indonesia dalam kerangka meminimalisasi sentralisme pendidikan mempunyai implikasi yang signifikan bagi otonomi sekolah. Hal itu berarti sekolah diberikan keleluasaan untuk mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif. Oleh karena implikasi itu maka sekali lagi peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengelola manusia-manusia yang ada dalam organisasi sekolah, termasuk memiliki strategi yang tepat untuk mengelola konflik. Kepala sekolah akan berhadapan dengan pribadi-pribadi yang berbeda karakter. Yang penting baginya adalah mempunyai pemahaman yang tangguh akan hakikat manusia. McGregor (1960) berasumsi bahwa manusia tidak memiliki sifat bawaan yang tidak menyukai pekerjaan. Di bawah kondisi tertentu manusia bersedia mencapai tujuan tanpa harus dipaksa dan ia mampu diserahi tanggung jawab. Urgensitasnya bagi kepala sekolah adalah menerapkan gaya kepemimpinan yang partisipatif demokratik dan memperhatikan perkembangan profesional sebagai salah satu cara untuk memotivasi guru-guru dan para siswa. Selain itu berlandaskan teori Maslow (1943), kepala sekolah juga disentil dengan persepsi bahwa guru dan siswa berkemungkinan memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Yang pasti mereka akan mengejar kebutuhan yang lebih tinggi yakni interaksi, afiliasi sosial, aktualisasi diri dan kesempatan berkembang. Oleh karena itu, mereka bersedia menerima tantangan dan bekerja lebih keras. Kiat kepala sekolah adalah memikirkan fleksibilitas peran dan kesempatan, bukannya otoriter dan "semau gue". Demi kelancaran semua kegiatan itu kepala sekolah harus mengubah gaya pertemuan yang sifatnya pemberitahuan kepada pertemuan yang sesungguhnya yakni mendengarkan apa kata mereka dan bagaimana seharusnya mereka menindaklanjutinya.
  5. Sekolah dan Wajah Kepala Sekolah
    • Dalam hal kekurangberhasilan wajah sekolah mungkin tepat dilekatkan pada kepala sekolah. Bahkan bukan sekedar melekatkan melainkan suatu konsekuensi kiprah regulasi kepala sekolah. Ibarat nahkoda yang menjalankan sebuah kapal mengarungi samudera, kepala sekolah mengatur dan memanajemeni segala sesuatu yang ada di sekolah. Dengan demikian, yang harus bertanggung jawab atas kandasnya sebuah sekolah dan gagalnya peserta didik adalah kepala sekolah. Apabila sekolah menuai keberhasilan maka kinerja kepala sekolah telah terukur. Semakin banyak orang yang menikmati kepuasan batin, yakni dihargai, diberdayakan dan prestatif adalah tanda-tanda kemajuan bagi kepala sekolah. Nahkoda sekolah telah mendekatkan keberhasilan para penumpang pada wilayah tujuan yang ingin diraihnya. Peserta didik merasa enjoy dan betah bila berada di sekolah. Proses pembelajarannya telah menjadikan peserta didik lebih manusiawi dan semakin menemukan diri mereka sendiri. Para guru mempunyai sense of belonging yang tinggi akan sekolah. Kualitas sekolah dirajut dan dipertahankan. Bukan tidak mungkin hal-hal itu secara tidak langsung memikat para pengembara idealis untuk memasukkan anak-anaknya pada sekolah yang bermutu itu. Namun keberhasilan itu bukan semata keberhasilan kepala sekolah melainkan keberhasilan semua orang yang terlibat dalam kegiatan manajemen sekolah. Sebagai satu kesatuan, para penggarap manajemen telah mampu menunjukkan kerja yang kualitatif dan kooperatif. Keberhasilan masing-masingnya adalah juga keberhasilan kepala sekolah. Wajah sekolah ada pada kepala sekolah.
    • Pola lama Menuju Pola baru
    • - Subordinasi ------> - Otonomi
    • - Pengambilan keputusan terpusat ------> - Pengambilan keputusan partisipasi
    • - Ruang gerak kaku ------> - Ruang gerak luwes
    • - Pendekatan birokratik ------> - Pendekatan Profesional
    • - Sentralistik ------> - Desentralistik
    • - Diatur ------> - Motivasi diri
    • - Overregulasi ------> - Deregulasi
    • - Mengontrol ------> - Mempengaruhi
    • - Mengarahkan ------> - Memfasilitasi
    • - Menghindar Resiko ------> - Mengelola resiko
    • - Gunakan uang semuanya ------> - Gunakan yang seefisien mungkin
    • - Individu yang cerdas ------> - Informasi terbagi
    • - Informasi terpribadi ------> - Pemberdayaan
    • - Pendelegasian ------> - Organisasi datar- Organisasi herarkis
    • Selanjutnya,melalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari profil sekolah mandiri, di antaranya sebagai berikut :
    • 1. Pengelolaan sekolah akan lebih desentaristik 2. Perubahan sekolah akan lebih didorong oleh motivasi internal dari pada diatur oleh luar sekolah. 3. Regulasi pendidkan menjadi lebih sederhana. 4. Peranan para pengawas bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi.dari mengarahkan menjadi menfasilitasi dan dari menghindari resiko menjadi mengelola resiko. 5. Akan mengalami peningkatan manajemen. 6. Dalam bekerja, akan menggunakan team work 7. Pengelolaan informasi akan lebih mengarah kesemua kelompok kepentingan sekolah 8. Manajemen sekolah akan lebih menggunakan pemberdayaan dan struktur organisasi akan lebih datar sehingga akan lebih sederhana dan efisien
    • Selanjutnya dilihat dari sumber daya manusia sekolah yang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    • 1. Pekerjaan adalah miliknya 2. Bertanggung jawab 3. Memiliki kontribusi terhadap pekerjaannya 4. Mengetahui poisisi dirinya dan memiliki kontrol terhadap pekerjaannya 5. Pekerjaan merupakan bagian hidupnya.
    • Dalam upaya menuju sekolah mandiri, terlebih dahulu kita perlu menciptakan sekolah yang efektif. Ciri sekolah yang efektif adalah sebagai berikut:
    • 1.visi dan misi yang jelas dan target mutu yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara lokal. 2. Sekolah memiliki output yang selalu meningkat setiap tahun. 3. Lingkungan sekolah aman, tertib, dan menyenangkan bagi warga sekolah. 4. Seluruh personil sekolah memiliki visi, misi, dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal. 5. Sekolah memiliki sistem evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik. 

Minggu, 26 Juni 2011

KONSEP-KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
rganisasi adalah kelompok manusia yang dibentuk dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tiga karakteristik umum organisasi antara lain:
1. Setiap organisasi memiliki tujuan berbeda,
2. Setiap organisasi terdiri dari beberapa manusia,
3. Semua organisasi mengembangkan struktur yang sesuai sehingga anggotanya dapat melaksanakan pekerjaannya.
Namun sifat dasar dari organisasi itu sendiri telah berubah karena dunia sekelilingnya berubah sesuai dengan perkembangan zaman, misalnya perubahan sosial. ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain. Dengan demikian untuk mencapai tujuan organisasi harus memikirkan cara baru. Tabel 1.1. Perbandingan Organisasi Tradisional dan Kontemporer
Organisasi Tradisional
Organisasi Kontemporer
a. stabil
b. tidak fleksibel
c. fokus pada pekerjaan
d. pekerjaan didefinisikan berdasarkan posisi kerja
e. orientasi secara individu
f. pekerjaan tetap
g. orientasi pada perintah
a. dinamis
b. fleksibel
c. fokus pada keahlian
d. pekerjaan didefinisikan berdasarkan tugas yang harus diselesaikan
e. orientasi secara tim
f. pekerjaan temporer
g. orientasi pada keterlibatan
O
O
1
Manajemen 2 dalam Gamitan Pendidikan
Organisasi Tradisional
Organisasi Kontemporer
h. manajer selalu mengambil keputusan
i. orientasi pada peraturan
j. tenaga kerja relatif homogen
k. hari kerja berkisar 9 ke 5
l. relasi yang hirarkis
m.bekerja dengan fasilitas organisasi selama jam tertentu
h. karyawan turut serta dalam pengambilan keputusan
i. orientasi pada pelanggan
j. tenaga kerja relatif bervariasi
k. hari kerja tidak dibatasi
l. relasi yang lateral dan jaringan
m.bekerja di man saja, kapan saja
Untuk merumuskan tujuan dan dengan apa mencapainya diperlukan suatu sistem manajemen.
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola (yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen, yaitu: Men, Money, Methods, Materials, Machines, dan Market (6M)). Menurut Parker (Stoner & Freeman, 2000), manajemen ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui tangan-tangan orang lain. Menurut George R. Terry (1960), manajemen adalah suatu proses (fungsi) nyata yang terjadi dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menetapkan dan mencapai sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Berdasarkan ketiga konsep manajemen di atas, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B. TANGGUNG JAWAB MANAJER
Manajer merupakan anggota organisasi yang memberitahukan kepada anggota lain apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Seorang manager bertanggung jawab atas pencapaian sasaran organisasi melalui pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien. Efektif berarti melakukan hal yang tepat dalam rangka mencapai sasaran atau peringkat tertentu sehingga manager mencapai tujuannya. Sementara efisien berarti melakukan hal dengan tepat untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya. Tabel 1.2. Perbandingan Konsep Efektif dan Efisien
Efisien
Efektif
Melakukan sesuatu dengan tepat dan benar yaitu tidak memboroskan sumber daya
Melakukan hal yang tepat/dan benar
Output sebanyak-banyaknya dari sejumlah terkecil input yang diberikan
Melaksanakan segala aktivitas kerja yang akan membantu pencapaian tujuan organisasi
Berkenaan dengan harta atau peralatan
Berkenaan dengan akhir (tujuan)
Efisiensi berkenaan dengan memperoleh output sebanyak-banyaknya dari sejumlah terkecil input yang diberikan, (melakukan sesuatu dengan benar yaitu tidak memboroskan sumber daya). Keefektifan kerap kali digambarkan melakukan hal yang tepat dan benar, yaitu melaksanakan segala aktivitas kerja yang akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Mantja (2000) membedakan antara manajer dengan leader. Perbedaan kedua pemimpin ini disajikan dalam tabel 1.3.
Manajemen 4 dalam Gamitan Pendidikan
Tabel 1.3. Perbedaan Manajer dengan Leader
Fokus Manajer
Fokus Leader
a. Tujuan
a. Visi (vision)
b. Banyak mengatakan bagaimana dan kapan
b. Banyak menawarkan apa dan mengapa
c. Berpikir dan bertindak jangka pendek
c. Berpikir dan bertindak jangka panjang
d. Organisasi dan struktur
d. Manusia
e. Otoriter
e. Demokratis
f. Pemeliharaan
f. Pengembangan
g. Pengadministrasian
g. Pengarahan
h. Prosedur
h. Kebijakan
i. Konsistensi
i. Keluwesan
j. Resiko dihindari
j. Resiko sebagai peluang
k. Efisiensi
k. Keefektifan
C. SUMBER DAYA BAGI MANAJER
Sumber daya bagi manajer adalah manusia, finansial, fisik dan informasi.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Manager bertanggungjawab atas terlaksananya pekerjaan dengan adanya para tenaga kerja. Manusia merupakan sumber daya yang paling berharga bagi manager. Seorang manager tidak mungkin membuat seluruh gambaran tentang suatu usaha sendiri tanpa orang lain, tetapi hal itu dapat diselesaikan dengan bantuan para staf. Manager hendaknya mempekerjakan orang-orang yang terbaik sedapat mungkin, dan selanjutnya dilatih untuk mendapatkan sumber daya manusia yang profesional sehingga dapat memaksimalkan produksi.

Sumber Daya Finansial
Kebanyakan manager memiliki anggaran biaya untuk mengoperasikan usahanya dalam periode tertentu. Dengan kata lain anggaran menguraikan sumber daya finansial yang tersedia. Manager bertanggungjawab untuk memastikan bahwa tidak terjadi pemborosan penggunaan dana yang ada. Sebagai contoh: Manajer sendiri yang memasukkan uang tunai ke dalam laci kas sebelum toko dibuka. Dia juga memperkirakan biaya upah sebagai persentasi penjualan untuk mencapai target keuntungan. Manajer bertanggung jawab dalam hal memaksimalkan keuntungan di Perusahaan.
3. Sumber Daya Fisik
Agar pekerjaan tuntas secara efisien dan efektif membutuhkan sumber daya fisik, seperti: gedung, barang dagangan, etalase tempat memajang barang dagangan, komputer untuk merekam penjualan dan inventaris, juga mencakup inventaris di gudang dan perlengkapan seperti daftar harga, hanger, slip harga, dll. Manajer bertanggungjawab untuk menjaga perlengkapan tersebut dalam kondisi baik dan menjamin bahwa barang-barang yang diperlukan tersedia. Deadline tidak akan tercapai, penjualan saat ini dan bisnis di masa mendatang akan gagal jika sumber daya fisik ini tidak tersedia dan tidak digunakan serta tidak dipelihara dengan baik.
4. Sumber Daya Informasi
Manager membutuhkan informasi dari berbagai sumber. Komputer digunakan untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari dalam dan antar perusahaan. Ketika manager memeriksa Voicemail, membuat panggilan
Manajemen 6 dalam Gamitan Pendidikan
telepon, memberi arahan pada pekerja untuk mengatur penampilan, dan menghadiri pertemuan, selalu menggunakan sumber informasi. Berbagi informasi dengan rekan kerja akan meningkatkan keberhasilannya sebagai manajer. Informasi berlanjut pada peningkatan hal-hal penting sebagai sarana dalam peningkatan kecepatan usaha bisnis dalam persaingan lingkungan global. Tingkat kinerja organisasi didasarkan pada seberapa efektif dan efisien para manager memanfaatkan sumber daya untuk mencapai sasaran. Manager bertanggungjawab mengevaluasi seberapa baik mereka dalam memperoleh sasaran dengan pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien. Trend saat ini adalah menuntut manager mencapai sasaran dengan sumber daya yang lebih sedikit. Manager saat ini diharapkan bekerja sebagai team leader dengan anggota yang beraneka ragam.
D. KEMAMPUAN MANAJER
Menjadi seorang manajer yang sukses dibutuhkan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki, antara lain: kemampuan teknis (technical skills), kemampuan komunikasi dan kemanusiaan (human and communication skills), kemampuan konseptual serta pengambilan keputusan (conceptual and decision-making skills).
1. Kemampuan Teknis (Technical Skills)
Kemampuan teknis adalah kemampuan manajer menggunakan metode dan teknik dalam melaksanakan suatu tugas. Sebagai contoh: Untuk membuat anggaran manager perlu menguasai program Excel. Manajer membutuhkan keahlian komputer untuk membuka toko, mengirim data, merekam hasil penjualan. Kebanyakan tenaga kerja

dipromosikan ke posisi manager karena kemapuan teknis mereka. Kemampuan teknis sangat luas sesuai dengan jenis pekerjaannya.
2. Kemampuan Komunikasi dan Kemanusiaan (Human and Communication Skills)
Kemampuan komunikasi dan kemanusiaan merupakan kemampuan manajer bekerja sama dengan anggota tim. Tanpa kemampuan komunikasi sangat sulit menjadi anggota tim atau manager yang efektif. Saat ini tenaga kerja ingin berpartisipasi dalam manajemen. Karena itu terdapat peningkatan penggunaan tim dengan penekanan pada hubungan manusiawi yang baik. Semakin serasi manajer dengan tenaga kerja akan semakin mempengaruhi keberhasilan dalam manajemen. Manajer tidak harus menyukai seseorang, meskipun itu benar-benar membantu, untuk dapat membangun hubungan kerja yang baik. Manajer banyak bekerja dengan tenaga kerja dan pelanggan karena itu kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk menjadi seorang manager. (Bagaimana bekerja dengan beragam individu, mengembangkan kemampuan SDM, berkomu-nikasi, memotivasi dan memimpin orang lain, mengelola tim, mengelola konflik, meningkatkan kinerja tenaga kerja), hal seperti ini yang diharapkan dari seorng manajer.
3. Kemampuan Konseptual dan Pengambilan Keputusan (Conceptual and Decision-Making Skills)
Kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan merupakan kemampuan manajer dalam memahami ide yang abstrak dan memilih alternatif dalam penyelesaian masalah.
Manajemen 8 dalam Gamitan Pendidikan
Istilah lain untuk kemampuan konseptual adalah berpikir sistem, atau kemampuan memahami suatu organisasi atau departemen secara keseluruhan dan pertalian antar bagiannya. Oleh karena bisnis berkompetisi dalam lingkungan global yang beragam secara kontinu, maka dibutuhkan analisis dan pengambilan keputusan yang kreatif, mengacu kepada pemikiran kritis, dalam menyelesaikan konflik dan mencari pemecahan masalah. Sebagai contoh bagian penting dari pekerjaan manager adalah menetapkan barang dagangan apa yang harus dijual, bagaimana tampilan dari dagangan, dan siapa yang harus dipekerjakan.
E. INDIKATOR KEMAMPUAN MANAJEMEN
Bagaimana mengukur kemampuan yang dimiliki seorang manajer? Agar dapat mengukur kemampuan tersebut dibutuhkan indikator-indikator yang menggambarkan penguasaan seorang manajer atas suatu kemampuan tertentu. Indikator-indikator yang dimaksud diuraikan sebagai berikut.
1. Kemampuan Interpersonal
a. Keahlian melatih dan menasehati
b. Keahlian bekerja dengan orang dan budaya yang berbeda
c. Membangun jaringan dalam organisasi
d. Membangun jaringan ke luar organisasi
e. Bekerja dalam tim, koperasi dan komitmen
2. Kemampuan Konseptual
a. Kemampuan menggunakan informasi dalam memecahkan masalah
b. Pengidentifikasian kesempatan untuk melakukan inovasi
c. Mengenali daerah masalah dan menerapkan pemecahan masalah

d. Memilih informasi kritis dari sejumlah besar data
e. Memahami penggunaan teknologi dalam bisnis
f. Memahami model bisnis organisasi
3. Keahlian Komunikasi
a. Kemampuan mentransformasi ide ke dalam kata dan tindakan
b. Kepercayaan antara rekan kerja, sejawat dan bawahan
c. Mendengar pertanyaan dan bertanya
d. Keahlian presentasi, format lisan
e. Keahlian presentasi, format tertulis dan grafis
4. Kemampuan tentang Keefektifan
a. Kontribusi terhadap misi perusahaan/tujuan instansi
b. Fokus pelanggan
c. Mengerjakan beberapa tugas sekaligus
d. Keahlian bernegosiasi
e. Pengelolaan proyek
f. Mereview operasi dan menerapkan perbaikan
g. Menata dan memelihara kinerja standar secara internal maupun eksternal
h. Menata perhatian dan tindakan yang menjadi prioritas
i. Mengelola waktu
Prof. Ghiselli (mengidentifikasi 6 karakter manager yang perlu dalam mendukung kesuksesannya: (1) Kemampuan sebagai supervisor (perencanaan, organisasi, kepemimpinan, kontrol), (2) Memiliki rasa butuh akan pencapaian hal-hal terkait dengan pekerjaan, (3) Inteligensi, (4) Ketegasan, (5) Kepercayaan terhadap kemampuan sendiri, dan (6) Inisiatif.
Manajemen 10 dalam Gamitan Pendidikan
F. EMPAT FUNGSI MANAJEMEN
Ada empat fungsi Manajemen yaitu: merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading) dan mengontrol (controlling).
1. Merencanakan (Planning)
Merencanakan adalah proses penataan tujuan-tujuan dan menetapkan sejak awal secara tepat bagaimana tujuan itu akan diperoleh. Contoh: jadwal para tenaga kerja, target pekerjaan yang harus dicapai, mengembangkan anggaran. Kemampuan merencanakan harus berdasar pada kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan yang tepat.
2. Mengorganisasi (Organizing)
Mengorganisasi adalah proses pendelegasian dan mengkoordinasi tugas-tugas dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Bagian penting dari koordinasi adalah menetapkan anggota untuk aneka tugas dan pekerjaan. Bagian penting dari organisasi adalah staffing yaitu proses memilih, melatih dan mengevaluasi tenaga kerja. Kemampuan mengorganisasi berdasar pada kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan serta kemampuan komunikasi dan kemanusiaan.
3. Memimpin (Leading)
Memimpin adalah proses mempengaruhi pekerja agar bekerja ke arah pencapaian tujuan. Manager harus mengkomunikasikan tujuan dan memotivasi pekerja untuk mencapainya baik secara individu maupun dalam tim. Kemampuan memimpin berdasar pada kemampuan komunikasi dan kemanusiaan.

4. Mengontrol (Controlling)
Mengontrol adalah proses menyediakan dan menerapkan mekanisme untuk memastikan bahwa tujuan tercapai. Bagian penting dari Controlling adalah mengukur kemajuan berkenaan dengan pencapaian tujuan dan pengambilan tindakan koreksi jika diperlukan. Kemampuan mengontrol berdasar pada kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan serta kemampuan komunikasi dan kemanusiaan. Semua fungsi ini untuk mengarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi yang telah dinyatakan. Tabel 1.4. Empat Fungsi Manajemen
Merencanakan
Mengorganisasi
Memimpin
Mengendalikan
Menetapkan tujuan; Menetapkan strategi; Mengembangkan rencana untuk mengordinasi kegiatan
Menetapkan apa yang perlu dikerjakan; Bagaimana mengerjakannya; Siapa yang mengerjakan
Memotivasi, memimpin, dan tindakan lain yang tercakup dalam hubungan dengan masyarakat
Memonitor kegiatan untuk memastikan bahwa organisasi berjalan sesuai dengan rencana
Adakalanya di samping menjalankan fungsi manajemen, seorang manajer juga menjalankan fungsi non manajemen. Namun demikian, semakin tinggi tingkatan manajer maka semakin berkurang fungsi non manajemennya. Sebagai contoh working manager juga melakukan fungsi non-manajemen seperti: menunggu pelanggan secara langsung, mengkopi analisis bisnis yang sedang dikerjakan. Pada tingkat general manager fungsi non-manajemen semakin berkurang dan district manager tanpa fungsi non-manajemen sama sekali.
Selanjutnya bagaimanakah sistem relasi antar keempat fungsi manajemen ini. Keempat fungsi manajemen bukan merupakan proses linier. Artinya manager tidak selalu
Manajemen 12 dalam Gamitan Pendidikan
merencanakan terlebih dahulu lalu mengorganisasi kemudian memimpin dan akhirnya mengontrol. Keempat fungsi tersebut terpisah namun memiliki kaitan. Manager kerap melakukan keempat fungsi ini secara bersamaan. Bahkan setiap fungsi tergantung pada fungsi yang lain.
G. PERAN MANAJEMEN (MANAGEMENT ROLES)
Peran (role) merupakan sekumpulan harapan atau dugaan tentang bagaimana perilaku seseorang terhadap situasi yang diberikan. Mintzberg mengelompokkan peran manajemen ke dalam tiga kategori, yaitu: berkenaan dengan interpersonal, informasi dan keputusan.
1. Peran Intrepersonal (Interpersonal Roles)
Mencakup wakil pemimpin (figurehead), pemimpin (leader) dan penghubung (liaison). (a) Menjalankan peran wakil pimpinan (figurehead) saat mewakili organisasi dalam perayaan atau kegiatan simbolik, (b) Menjalankan peran pemimpin (leader) saat memotivasi, melatih, berkomunikasi dan mempengaruhi yang lain, (c) Menjalankan peran penghubung (liaison) saat berinteraksi dengan masyarakat luar.
2. Peran Terkait Informasi (Informational Roles)
Mencakup pemantau (monitor), penyebar (disseminator), dan juru bicara (spokesperson). (a) Menjalankan peran pemantau (monitor) ketika membaca dan berbicara kepada orang lain untuk mengumpulkan informasi, (b) Menjalankan peran penyebar (disseminator) ketika mengirimkan informasi kepada yang lain, (c) Menjalankan peran juru bicara (spokesperson) ketika menyediakan informasi kepada masyarakat di luar organisasi.

3. Peran Terkait Keputusan (Decisional Roles)
Mencakup peran sebagai pengusaha (entrepreneur), yang menangani gangguan (disturbance-handler), pembagi sumber daya (resource-allocator) dan juru runding (negotiator). (a) Menjalankan peran pengusaha (entrepreneur) ketika menginovasi dan memulai suatu perbaikan, (b) Menjalankan peran yang menangani gangguan (disturbance-handler) ketika mengambil tindakan koreksi dalam situasi perselisihan atau krisis, (c) Menjalankan peran pembagi sumber daya (resource-allocator) ketika menyusun jadwal, memohon pelimpahan wewenang, penyusunan anggaran dan program kegiatan, (d) Menjalankan peran juru runding (negotiator) ketika mewakili departemen atau organisasi dalam transaksi non rutin. Ketika manajer melaksanakan peran, kegiatannya juga mencakup berpikir reflektif (berpikir dengan bijak) dan bertindak (kegiatan praktis). Ketika manajer berefleksi berarti mereka berpikir, merenung dan berkontemplasi, manager bertindak mereka melakukan sesuatu, menjalani, dan secara aktif terlibat. Tabel 1.5. Deskripsi Peran Manajer
Peran
Deskripsi
Contoh Aktivitas
Peran Interpersonal
Wakil pimpinan (Figurehead)
Pemimpin simbolis, wajib melakukan sejumlah tugas rutin dari lingkungan legal maupun sosial
Memberi salam kepada pengunjung, menandatangani dokumen resmi
Pemimpin (Leader)
Bertanggungjawab atas motivasi bawahan, bertanggungjawab atas pengangkatan pegawai, pelatihan dan tugas yang berhubungan
Melaksanakan dengan sesungguhnya semua kegiatan yang terkait dengan bawahan
Manajemen 14 dalam Gamitan Pendidikan
Peran
Deskripsi
Contoh Aktivitas
Penghubung (Liaison)
Menegakkan jaringan yang dikembangkan sendiri terhadap hubungan atau sumber informasi dari luar yang menyediakan bantuan dan informasi
Mengesahkan surat, mengerjakan pekerjaan luar dewan, melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan masyarakat luar
Peran terkait Informasi
Monitor
Mencari dan menerima informasi yang sangat beragam baik internal dan eksternal untuk mengembangkan pemahaman menyeluruh mengenai organisasi dan lingkungan.
Membaca laporan berkala, membangun kontak personal
Penyebar Informasi
Mengirimkan informasi yang diterima dari luar atau bawahan kepada anggota organisasi
Menangani pertemuan informasional, melakukan panggilan telepon untuk menyebarkan informasi,
Juru bicara
Mengirimkan informasi kepada pihak luar mengenai rencana, kebijakan, tindakan dan hasil organisasi
Menangani pertemuan dewan, memberi informasi ke media
Peran terkait keputusan
Pengusaha (Entrepreneur)
Menelusuri kepentingan organisasi dan lingkungan dan memprakarsai “proyek perbaikan” untuk membawa perubahan
Mengorganisasi strategi dan sesi review untuk mengembangkan program baru

Yang Menangani Gangguan (Disturbance-Handler)
Bertanggungjawab atas tindakan perbaikan/ koreksi ketika organisasi berhadapan dengan gangguan yang penting dan tak diharapkan
Mengorganisasi strategi dan sesi review yang terkait dengan gangguan dan krisis
Pembagi Sumber Daya (resource-allocator)
Bertanggungjawab atas pengalokasian segala jenis sumber daya organisasi – membuat atau menyetujui semua keputusan organisasi yang signifikan
Membuat jadwal, memohon otorisasi, melaksanakan segala kegiatan yang terkait dengan pengangguran dan pemrograman pekerjaan bawahan
Juru Runding (Negotiator)
Bertanggungjawab untuk mewakili organisasi pada negosiasi besar.
Turut berpartisipasi dalam negosiasi perjanjian serikat kerja
H. TIGA LEVEL MANAJEMEN
Terdapat tiga tingkatan manajemen yaitu: manajer puncak, manajer menengah dan manajer awal. Perbedaan masing-masing tingkatan manajer ini diuraikan sebagai berikut.
a. Manager Puncak (Top Manager)
Merupakan posisi eksekutif, sering disebut ketua dewan, chief executive officer (CEO), presiden (president) atau wakil presiden. Bertanggungjawab mengelola keseluruhan organisasi atau bagian besarnya. Mereka mengembangkan dan mendefinisikan arah, tujuan, strategi dan rencana jangka panjang organisasi. Melaporkan kepada eksekutif lain atau dewan direksi dan mengawasi kegiatan manager menengah.
Manajemen 16 dalam Gamitan Pendidikan
b. Manager Menengah (Middle Manager)
Sering disebut sales manager, manager cabang, kepala instansi. Bertanggung jawab dalam menerapkan strategi dari manager puncak dengan mengembangkan rencana operasi jangka pendek. Melapor pada eksekutif dan memantau pekerjaan manager awal.
c. Manager Awal (First-line Manager)
Sering disebut supervisor, kepala perawat, office manager. Bertanggungjawab menerapkan rencana operasi manager menengah. Melapor pada manager menengah dan memantau karyawan. Karyawan adalah pekerja dalam suatu organisasi yang tidak memegang posisi manager. Melapor pada manajer awal, menjalankan kegiatan produksi, menunggu pelanggan, melakukan perbaikan, dll.
I. JENIS MANAJER
Secara umum terdapat tiga jenis manajer yaitu: manajer umum (general), fungsional (functional) dan proyek (project)
1. General manager memantau kegiatan beberapa instansi yang menjalankan beberapa kegiatan yang berbeda.
2. Fungsional manager memantau kegiatan terkait dengan tugas tertentu. Empat wilayah yang biasanya di bawah manager fungsional adalah manajemen operasi/produksi, marketing, finansial/akunting dan sumber daya manusia.
a. Manager Produksi bertanggungjawab dalam pembuatan produksi, sementara manager operasi bertanggungjawab menyediakan layanan.
b. Manager Marketing bertanggungjawab menjual dan mengiklankan produk dan layanan

Manager Akunting bertanggungjawab membuat catatan penjualan dan pengeluaran (menerangkan pemasukan dan pengeluaran) serta menetapkan keuntungan. Sementara Manager Finansial bertanggungjawab dalam memperoleh dana yang dibutuhkan dan penanaman modal.
d. Manager Sumber Daya Manusia bertanggungjawab meramalkan kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang, perekrutan, seleksi, evaluasi dan memberi ganti rugi kepada karyawan. Manager ini juga memastikan bahwa karyawan mengikuti panduan dan peraturan resmi.
3. Manager Proyek mengkoordinasi karyawan dan sumber daya lain lintas beberapa instansi fungsional untuk menyelesaikan tugas tertentu, sebagai contoh: mengembangkan dan memproduksi barang-barang tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Tingkatan dan fungsi manajemen dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 1.1. Tingkatan dan Fungsi Manajemen
Kecenderungan manajemen saat ini adalah memotong tingkatan manajemen, khususnya manajer menengah, dan
Presiden
Manajemen puncak
Manager Marketing
Manager Operasi
Manager Finansial
Manager SDM
Supervisor periklanan
Supervisor penjualan
Supervisor produk A
Supervisor produk B
Supervisor Akunting
Supervisor finansial
Supervisor keuntungan
Supervisor pelatihan
pelaksana
pelaksana
pelaksana
pelaksana
pelaksana
pelaksana
pelaksana
pelaksana
Manajemen menengah
Manajemen awal - Supervisor
Nonmanajemen –Karyawan Pelaksana
Manajemen 18 dalam Gamitan Pendidikan
menjembatani kesenjangan antar tingkatan manajemen. Organisasi juga mengembangkan struktur manajemen yang tidak kaku.
J. HUBUNGAN KEMAMPUAN, TINGKATAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
Setiap tingkatan manajemen perlu menguasai keempat kemampuan manajemen, namun kemampuan mana yang paling dibutuhkan pada masing-masing tingkatan? Tentu saja seluruh tingkat manajemen harus menguasai kemampuan komunikasi dan kemanusiaan, sebab tanpa kemampuan ini seorang manajer tidak dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Sebagaimana diuraikan sebelumnya manajer awal perlu menguasai kemampuan teknis. Demikian juga halnya dengan manajer tingkat menengah, meskipun lebih sedikit dibanding dengan manajer awal. Manajer puncak wajib menguasai kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan sebab kebijakan dan arah organisasi menjadi tanggung jawabnya. Manajer tingkat menengah juga perlu menguasai kemampuan ini hingga taraf tertentu. Tabel 1.6. Hubungan Tingkatan Manajer dan Kemampuan
Kemampuan
Tingkatan Manajer
Puncak
Menengah
Awal
Komunikasi dan kemanusiaan



Konseptual dan pengambilan keputusan


Teknis


Manager menengah perlu menyeimbangkan ketiga kemampuan, namun kebutuhan itu bervariasi untuk tiap organisasi. Semua manager melaksanakan empat fungsi manajemen namun tiap tingkatan menyediakan waktu yang
ADMINISTRASI/MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dalam pembahasan ini, konsep administrasi dipandang sama dengan konsep Manajemen. Manajemen Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan, secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula pemahaman tentang manajemen secara umum. Berikut ini akan dikemukakan tentang makna manajemen.
1. Konsep Administrasi/Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Tabel 2.1.
Pendapat Pakar tentang Manajemen/Administrasi
No
Pengertian Administrasi/manajemen
Pendapat
1.
The most comporehensive definition views management as an integrating process by which authorized individual create, maintain, and operate an organization in the selection an accomplishment of it’s aims
(Lester Robert Bittel (Ed), 1978 : 640)
2.
Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu
(Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124)
3.
Management is the use of people and other resources to accomplish objective
( Boone& Kurtz. 1984 : 4)
4.
.. management-the function of getting things done through people
(Harold Koontz, Cyril O’Donnel:3)
5.
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
(George R. Terry, 1986:4)
6.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi
(Sondang P. Siagian. 1997 : 5)
7.
Management is the process of efficiently achieving the objectives of the organization with and through people
De Cenzo&Robbin
1999:5
dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terry menambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.
2. Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan
Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.
Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama.
Tabel 2.2.
Pendapat Pakar tentang Administrasi/manajemen Pendidikan
No
Pengertian Administrasi/manajemen Pendidikan
Pendapat
1.
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…
Djam’an Satori, (1980: 4)
2.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya
Made Pidarta, (1988:4)
3.
Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan
Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4)
4.
educational administration is a social process that take place within the context of social system
Castetter. (1996:198)
5.
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23)
6.
Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama
Engkoswara (2001:2)
dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen/administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.
Menurut Engkoswara (2001:2) wilayah kerja manajemen pendidikan dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :
Perorangan

Garapan
Fungsi
SDM
SB
SFD
Perencanaan
TPP
Pelaksanaan
Pengawasan
Kelembagaan
Gambar 2.1.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
gambar di atas menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen dengan bidang garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar (SB), dan
Sumber Fasilitas dan Dana (SFD), sehingga tergambar apa yang sedang dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pendidikan secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan maupun kelembagaan
Lembaga pendidikan seperti organisasi sekolah merupakan kerangka kelembagaan dimana administrasi pendidikan dapat berperan dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu organisasi dalam hal ini sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam tiga tingkatan yaitu tingkatan institusi (Institutional level), tingkatan manajerial (managerial level), dan tingkatan teknis (technical level) (Murphy dan Louis, 1999). Tingkatan institusi berkaitan dengan hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal, tingkatan manajerial berkaitan dengan kepemimpinan, dan organisasi lembaga (sekolah), dan tingkatan teknis berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan demikian manajemen pendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan mempunyai cakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harus ditanganinya juga cukup banyak dan kompleks dari mulai sumberdaya fisik, keuangan, dan manusia yang terlibat dalam kegiatan proses pendidikan di sekolah
Menurut Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515) Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk keberhasilan pendidikan yaitu :
1. Integrative capital
2. Human capital
3. Financial capital
4. Social capital
5. Political capital
modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan, modal manusia adalah sumberdaya manusia yang kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan proses pendidikan/pembelajaran, modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan, modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas, dan modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melakukan proses pendidikan/pembelajaran.
Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas, nampak bahwa salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat kualitas dari suatu proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar ini merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah (Hoy dan Miskel 2001). Dengan demikian nampak bahwa Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan bagaimana kontribusinya bagi pencapaian tujuan, dan kinerja guru merupakan sesuatu yang harus mendapat perhatian dari fihak manajemen pendidikan di sekolah agar dapat terus berkembang dan meningkat kompetensinya dan dengan peningkatan tersebut kinerja merekapun akan meningkat, sehingga akan memberikan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan sejalan dengan tuntutan perkembangan global dewasa ini

Komentar

  • Tami  On September 17, 2008 at 5:14 am
    ternyata,,, ada juga perbedaan antara manajemen dan administrasi.
  • Qinimain Zain  On September 28, 2008 at 5:32 am
    (Dikutip dari: Harian RADAR Banjarmasin, Jum’at, 4 Januari 2008, dengan judul asli: Strategi Evaluasi Milenium III – Matinya Ilmu Administrasi & Manajemen).
    Matinya Ilmu Administrasi dan Manajemen
    (Satu Sebab Krisis Indonesia)
    Oleh Qinimain Zain
    FEELING IS BELIEVING. C(OMPETENCY) = I(nstrument) . s(cience). m(otivation of Maslow-Zain) (Hukum XV Total Qinimain Zain).
    INDONESIA, sejak ambruk krisis Mei 1998 kehidupan ekonomi masyarakat terasa tetap buruk saja. Lalu, mengapa demikian sulit memahami dan mengatasi krisis ini?
    Sebab suatu masalah selalu kompleks, namun selalu ada beberapa akar masalah utamanya. Dan, saya merumuskan (2000) bahwa kemampuan usaha seseorang dan organisasi (juga perusahaan, departemen, dan sebuah negara) memahami dan mengatasi krisis apa pun adalah paduan kualitas nilai relatif dari motivasi, alat (teknologi) dan (sistem) ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Di sini, hanya menyoroti salah satunya, yaitu ilmu pengetahuan, sistem ilmu pengetahuan. Pokok bahasan itu demikian penting, yang dapat diketahui dalam pembicaraan apa pun, selalu dikatakan dan ditekankan dalam berbagai forum atau kesempatan membahas apa pun bahwa untuk mengelola apa pun agar baik dan obyektif harus berdasar pada sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan. Baik untuk usaha khusus bidang pertanian, manufaktur, teknik, keuangan, pemasaran, pelayanan, komputerisasi, penelitian, sumber daya manusia dan kreativitas, atau lebih luas bidang hukum, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan dan pendidikan. Kemudian, apa definisi sesungguhnya sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan itu? Menjawabnya mau tidak mau menelusur arti ilmu pengetahuan itu sendiri.
    Ilmu pengetahuan atau science berasal dari kata Latin scientia berarti pengetahuan, berasal dari kata kerja scire artinya mempelajari atau mengetahui (to learn, to know). Sampai abad XVII, kata science diartikan sebagai apa saja yang harus dipelajari oleh seseorang misalnya menjahit atau menunggang kuda. Kemudian, setelah abad XVII, pengertian diperhalus mengacu pada segenap pengetahuan yang teratur (systematic knowledge). Kemudian dari pengertian science sebagai segenap pengetahuan yang teratur lahir cakupan sebagai ilmu eksakta atau alami (natural science) (The Liang Gie, 2001), sedang (ilmu) pengetahuan sosial paradigma lama krisis karena belum memenuhi syarat ilmiah sebuah ilmu pengetahuan. Dan, bukti nyata masalah, ini kutipan beberapa buku pegangan belajar dan mengajar universitas besar (yang malah dicetak berulang-ulang):
    Contoh, “umumnya dan terutama dalam ilmu-ilmu eksakta dianggap bahwa ilmu pengetahuan disusun dan diatur sekitar hukum-hukum umum yang telah dibuktikan kebenarannya secara empiris (berdasarkan pengalaman). Menemukan hukum-hukum ilmiah inilah yang merupakan tujuan dari penelitian ilmiah. Kalau definisi yang tersebut di atas dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya tidak atau belum memenuhi syarat, oleh karena sampai sekarang belum menemukan hukum-hukum ilmiah itu” (Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1982:4, PT Gramedia, cetakan VII, Jakarta). Juga, “diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Sebelumnya, hampir dapat dikatakan belum ada kupasan-kupasan secara tertulis dibidang manajemen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Keadaan demikian ini menyebabkan masih ada orang yang segan mengakuinya sebagai ilmu pengetahuan” (M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 2005:19, Gajah Mada University Press, cetakan kedelapan belas, Yogyakarta).
    Kemudian, “ilmu pengetahuan memiliki beberapa tahap perkembangannya yaitu tahap klasifikasi, lalu tahap komparasi dan kemudian tahap kuantifikasi. Tahap Kuantifikasi, yaitu tahap di mana ilmu pengetahuan tersebut dalam tahap memperhitungkan kematangannya. Dalam tahap ini sudah dapat diukur keberadaannya baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Hanya saja ilmu-ilmu sosial umumnya terbelakang relatif dan sulit diukur dibanding dengan ilmu-ilmu eksakta, karena sampai saat ini baru sosiologi yang mengukuhkan keberadaannya ada tahap ini” (Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 2005:18-19, PT Refika Aditama, cetakan ketiga, Bandung).
    Lebih jauh, Sondang P. Siagian dalam Filsafat Administrasi (1990:23-25, cetakan ke-21, Jakarta), sangat jelas menggambarkan fenomena ini dalam tahap perkembangan (pertama sampai empat) ilmu administrasi dan manajemen, yang disempurnakan dengan (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN (TQZ): The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Administration and Management Scientific System of Science (2000): Pertama, TQO Tahap Survival (1886-1930). Lahirnya ilmu administrasi dan manajemen karena tahun itu lahir gerakan manajemen ilmiah. Para ahli menspesialisasikan diri bidang ini berjuang diakui sebagai cabang ilmu pengetahuan. Kedua, TQC Tahap Consolidation (1930-1945). Tahap ini dilakukan penyempurnaan prinsip sehingga kebenarannya tidak terbantah. Gelar sarjana bidang ini diberikan lembaga pendidikan tinggi. Ketiga, TQS Tahap Human Relation (1945-1959). Tahap ini dirumuskan prinsip yang teruji kebenarannya, perhatian beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal di tingkat organisasi. Keempat, TQI Tahap Behavioral (1959-2000). Tahap ini peran tingkah-laku manusia mencapai tujuan menentukan dan penelitian dipusatkan dalam hal kerja. Kemudian, Sondang P. Siagian menduga, tahap ini berakhir dan ilmu administrasi dan manajemen akan memasuki tahap matematika, didasarkan gejala penemuan alat modern komputer dalam pengolahan data. (Yang ternyata benar dan saya penuhi, meski penekanan pada sistem ilmiah ilmu pengetahuan, bukan komputer). Kelima, TQT Tahap Scientific System (2000-Sekarang). Tahap setelah tercapai ilmu sosial (tercakup pula administrasi dan manajemen) secara sistem ilmiah dengan ditetapkan kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukumnya, (sehingga ilmu pengetahuan sosial sejajar dengan ilmu pengetahuan eksakta). (Contoh, dalam ilmu pengetahuan sosial paradigma baru milenium III, saya tetapkan satuan besaran pokok Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas dan D(ay) atau Hari Kerja – sistem ZQD, padanan m(eter), k(ilogram) dan s(econd/detik) ilmu pengetahuan eksakta – sistem mks. Paradigma (ilmu) pengetahuan sosial lama hanya ada skala Rensis A Likert, itu pun tanpa satuan). (Definisi klasik ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur. Paradigma baru, TQZ ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu).
    Bandingkan, fenomena serupa juga terjadi saat (ilmu) pengetahuan eksakta krisis paradigma. Lihat keluhan Nicolas Copernicus dalam The Copernican Revolution (1957:138), Albert Einstein dalam Albert Einstein: Philosopher-Scientist (1949:45), atau Wolfgang Pauli dalam A Memorial Volume to Wolfgang Pauli (1960:22, 25-26).
    Inilah salah satu akar masalah krisis Indonesia (juga seluruh manusia untuk memahami kehidupan dan semesta). Paradigma lama (ilmu) pengetahuan sosial mengalami krisis (matinya ilmu administrasi dan manajemen). Artiya, adalah tidak mungkin seseorang dan organisasi (termasuk perusahaan, departemen, dan sebuah negara) pun mampu memahami, mengatasi, dan menjelaskan sebuah fenomena krisis usaha apa pun tanpa kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum, mendukung sistem-(ilmu pengetahuan)nya.
    PEKERJAAN dengan tangan telanjang maupun dengan nalar, jika dibiarkan tanpa alat bantu, membuat manusia tidak bisa berbuat banyak (Francis Bacon).
    BAGAIMANA strategi Anda?