Manajemen Berbasis Sekolah
Penyusun: Abu Ibad Eljabbar*
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu bentuk pengelolaan manajemen sekolah yang diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Penerapan model ini dilandasi beberapa asumsi antara lain: (1) sistem sentralisasi pendidikan yang diterapkan selama ini belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan, (2) kebijakan pendidikan selama ini lebih berfokus pada pendekatan input dan output; (3) Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) lebih memberikan kesempatan dan kebebasan kepada kepala sekolah dan stakeholders untuk mengembangkan sekolahnya sesuai kondisi dan potensi daerah masing-masing.. untuk meningkatkan dimensi keberhasilan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah berhasil dengan baik, diperlukan strategi kepala sekolah yang mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya.
Fokus penelitian ini adalah strategi kepala sekolah dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah. dengan rincian fokus
(1) Strategi kepala sekolah dalam melaksanakan transparansi manajemen, (2) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran, (3) Strategi kepala sekolah dalam memberdayakan peran serta masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan tiga cara, yakni: (1) wawancara mendalam, (2) observasi berperan serta pasif, (3) studi dokumentasi. Pemilihan informan penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, dengan alur (a) reduksi data, (b) penyajian data, (c) penarikan kesimpulan. Agar memperoleh keabsahan data dilakukan dengan empat kriteria: (1) kredibilitas, (2) transferbilitas, (3) dependenitas, dan (4) konfirmabilitas.
Dari hasil paparan data penelitian di lapangan ditemukan bahwa kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam mensukseskan program Manajemen Berbasis Sekolah peran yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu
(1) Melakukan transpransi manajemen di dalam pengelolaan sekolah yang tercermin dari keputusan yang diambil oleh kepala sekolah bersifat partisipatif dan pengelolaan keuangan bersifat transparan.(2) trategi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran yaitu meningkatkan profesionalisme guru dan menerapkan model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), (3 strategi kepala sekolah dalam memberdayakan peran serta masyarakat yaitu kepala sekolah melakukan hubungan dengan komite sekolah dan masyarakat bersifat kekeluargaan dan melibatkan komite sekolah dalam penyusunan, pelaksanaan, maupun evaluasi program sekolah.
Adapun saran berdasarkan temuan-temuan penelitian ini adalah (1) bagi pihak penyelenggara pendidikan, khususnya bagi kepala sekolah agar secara berkesinambungan bersama-sama dengan warga sekolah, komite sekolah meningkatkan mutu pendidikan dengan mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah, (2) Bagi kepala Dinas Pendidikan dan Depag Kabupaten Jember hendaknya terus melaksanakan sosialisasi Manajemen Berbasis Sekolah secara berkelanjutan baik melalui kegiatan ilmiah (seminar, pelatihan dan sebagainya) agar implementasi kebijakan pendidikan tentang Manajemen Berbasis Sekolah dapat terus ditingkatkan. dan meningkatkan kualitas kepala sekolah dengan cara menciptakan sistem pendidikan atau pelatihan serta setifikasi terhadap jabatan kepala sekolah secara professional dengan standart-standart profesi yang baik. (3) Bagi kepala sekolah agar menjadi pemimpin yang professional dan memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus selalu berinovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya yaitu dengan mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah. (4) Bagi masyarakat atau para pengurus komite sekolah untuk lebih meningkatkan peran sertanya dalam mewujudkan program-program yang telah disusun bersama, selain itu harus bisa menjembatani kepentingan kepentingan masyarakat/wali murid dengan sekolah, dan hubungan yang selama ini sudah terjalin hendaknya terus dibina. (5) Bagi peneliti. Sekalipun penelitian ini penuh dengan kekurangan, maka peneliti berikutnya dapat melanjutkan untuk melakukan penelitian tentang strategi kepala sekolah terkait dengan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah untuk memperkuat temuan penelitian ini. Sehingga peran kepala sekolah pada konteks ini menjadi perhatian yang cukup menarik.
PERUBAHAN POLA AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP PLUS AL FATWA
CIGERELENG BANDUNG
DI SMP PLUS AL FATWA
CIGERELENG BANDUNG
Penyususn: Abu Ibad Eljabbar *
genislami.blogspot.com
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang :
Al Fatwa Bandung adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang cukup
besar, yang sampai saat ini masih mampu eksis bertahan di tengah-tengah dunia
pendidikan yang tengah memasuki “ era knowledge management “. Sebagai lembaga
pendidikan Islam yang bermotokan : Iman, Ilmu dan Pengamalan atas kemandirian maka haruslah
dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari N2K ( nilai-nilai keislaman ) yang seperti Allah konsepkan dalam al Qur'an dan Rasulallah bubuhkan dalam al Hadits sendiri ajarkan selaku hamba Allah. dua pedoman Islam yang
dimiliki oleh al Fatwa Bandung harus senantiasa diajarkan , ditanamkan dan direalisasikan
sehingga para siswa al Fatwa Bandung dapat berakar, bertumbuh dan berbuah
didalam Ridhla dan Rahmat-NYA.
Namun seringkali apa yang kita harapkan sebagai lembaga pendidikan Islam, hal
tersebut tidak dapat tercapai secara maksimal. Masih banyak siswa-siswi al Fatwa yang dalam kesehariannya tidak dapat mencerminkan sebagai
anak-anak yang penuh keunuikan serta setumpuk kecerdasan Ilahiyah, yang seharusnya menjadi tauladan, menjadi garam dan terang di
tengah-tengah kehidupannya sebagai seorang siswa, seorang anak, maupun sebagai
warga dan
masyarakat. Padahal jika kita telusuri nilai akademis siswa tersebut cukup baik,
terlebih lagi nilai bidang studi agama Islamnya cukup tinggi.
Meningkatkan kemampuan pribadi dalam pembelajaran yang menyangkut imam
keislaman siswa secara individual, dimana diharapkan siswa yang memiliki nilai
akademik bidang studi agama Islam benar dan baik, pastilah memiliki kemampuan hidup
pribadi yang baik pula, itu sangatlah sulit. Nilai yang baik dan benar bukan berarti
mencerminkan anak yang baik dan berdedikasi, karena nilai hanyalah angka kognitif
yang setiap anak mampu mencapainya. Tetapi nilai pertumbuhan pribadi sebagai
anak-anak yang uniki dan cerdas itu yang sangat sulit diperolehnya, bahkan sulit dijadikan tolak ukur
untuk kemampuan kognitif akademik seorang siswa. Atas dasar itulah penulis
mencoba menangkat satu topik yang cukup menarik yakni : “ Perubahan pola ajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Plus al Fatwa Bandung .” SMP Plus al Fatwa akan mencoba mengubah
pola ajar pendidikan agama Islam dengan “ pendidikan hati “ yang akan langsung
mengaplikasikan nilai-nilai Islam dan Islamisasi nilai-nilai siswa, sedang nilai akademik hanyalah sebagai
nilai tugas, bukan nilai utama dalam pelaporan akhir tentang kemajuan siswa tersebut.
Harapan kami dari penulisan ini kita akan mencoba merubah pola hidup siswa
sebagai anak-anak yang unik dan cerdas yang mampu menerapkan pola hidup Islami dalam
keseharian mereka .
1.2 Rumusan Masalah :
Dari latar belakang yang telah diapaparkan diatas, maka penulis merumuskan sebuah
perntanyaan yakni : “ Bagaimana perubahan pola ajar pendidikan agama Islam di
SMP Plus al Fatwa Bandung ?
besar, yang sampai saat ini masih mampu eksis bertahan di tengah-tengah dunia
pendidikan yang tengah memasuki “ era knowledge management “. Sebagai lembaga
pendidikan Islam yang bermotokan : Iman, Ilmu dan Pengamalan atas kemandirian maka haruslah
dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari N2K ( nilai-nilai keislaman ) yang seperti Allah konsepkan dalam al Qur'an dan Rasulallah bubuhkan dalam al Hadits sendiri ajarkan selaku hamba Allah. dua pedoman Islam yang
dimiliki oleh al Fatwa Bandung harus senantiasa diajarkan , ditanamkan dan direalisasikan
sehingga para siswa al Fatwa Bandung dapat berakar, bertumbuh dan berbuah
didalam Ridhla dan Rahmat-NYA.
Namun seringkali apa yang kita harapkan sebagai lembaga pendidikan Islam, hal
tersebut tidak dapat tercapai secara maksimal. Masih banyak siswa-siswi al Fatwa yang dalam kesehariannya tidak dapat mencerminkan sebagai
anak-anak yang penuh keunuikan serta setumpuk kecerdasan Ilahiyah, yang seharusnya menjadi tauladan, menjadi garam dan terang di
tengah-tengah kehidupannya sebagai seorang siswa, seorang anak, maupun sebagai
warga dan
masyarakat. Padahal jika kita telusuri nilai akademis siswa tersebut cukup baik,
terlebih lagi nilai bidang studi agama Islamnya cukup tinggi.
Meningkatkan kemampuan pribadi dalam pembelajaran yang menyangkut imam
keislaman siswa secara individual, dimana diharapkan siswa yang memiliki nilai
akademik bidang studi agama Islam benar dan baik, pastilah memiliki kemampuan hidup
pribadi yang baik pula, itu sangatlah sulit. Nilai yang baik dan benar bukan berarti
mencerminkan anak yang baik dan berdedikasi, karena nilai hanyalah angka kognitif
yang setiap anak mampu mencapainya. Tetapi nilai pertumbuhan pribadi sebagai
anak-anak yang uniki dan cerdas itu yang sangat sulit diperolehnya, bahkan sulit dijadikan tolak ukur
untuk kemampuan kognitif akademik seorang siswa. Atas dasar itulah penulis
mencoba menangkat satu topik yang cukup menarik yakni : “ Perubahan pola ajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Plus al Fatwa Bandung .” SMP Plus al Fatwa akan mencoba mengubah
pola ajar pendidikan agama Islam dengan “ pendidikan hati “ yang akan langsung
mengaplikasikan nilai-nilai Islam dan Islamisasi nilai-nilai siswa, sedang nilai akademik hanyalah sebagai
nilai tugas, bukan nilai utama dalam pelaporan akhir tentang kemajuan siswa tersebut.
Harapan kami dari penulisan ini kita akan mencoba merubah pola hidup siswa
sebagai anak-anak yang unik dan cerdas yang mampu menerapkan pola hidup Islami dalam
keseharian mereka .
1.2 Rumusan Masalah :
Dari latar belakang yang telah diapaparkan diatas, maka penulis merumuskan sebuah
perntanyaan yakni : “ Bagaimana perubahan pola ajar pendidikan agama Islam di
SMP Plus al Fatwa Bandung ?
BAB 2. DESKRIPSI TEORITIS
The Power of Spiritual Intelligence memaparkan bahwasannya ……………………
Nilai adalah panduan-panduan untuk bertindak atau bersikap yang berasal dari dalam
diri kita sendiri, prinsip-prinsip tentang bagaimana kita menjalani hidup dan
mengambil keputusan. Nilai pertama kali dikenalkan orang tua pada masa kanakkanak,
dan belakangan ditambah lagi dari kawan-kawan, guru-guru dan lingkungan.
Nilai adalah moral dan dasar perilaku yang kita tetapkan untuk diri sendiri, yang
kebanyakan mencakup konsep-konsep universal seperti kebenaran, kejujuran,
ketidakberpihakan, keadilan, kehormatan dan lain-lain. Dan kesemuanya didapat
dalam praktek keseharian sebagai pribadi.
The Purpose Driven Life, Rick Warren dalam kehidupan yang digerakan oleh tujuan
menuliskan : ……… Allah ingin agar anda mengembangkan jenis karakter yang
digambarkan dalam ucapan bahagia Yesus, buah roh, kasih dan daftar yang ditulis
Petrus tentang karakteristik kehidupan yang efektif dan produktif. Sasaran utama
Allah bagi kehidupan anda di dunia bukanlah kenyamanan, melainkan pengembangan
karakter. Dan karakter anda pada dasarnya merupakan kumpulan dari kebiasaankebiasaan
anda.
Untuk mengubah kehidupan anda, anda harus mengubah pola pikir anda. Dibalik
segala sesuatu yang anda lakukan ada sebuah pemikiran. Setiap perilaku dimotivasi
oleh sebuah keyakinan, dan setiap tindakan didorong oleh sebuah sikap. Cara anda
berpikir menentukan cara anda merasa, dan cara anda merasa mempengaruhi cara
anda bertindak………….. Rick Warren, 2002.
Nikky Gumbel dalam bukunya “ Omega Discipleship Ministries “ menuliskan
bahwasannya untuk menolong orang percaya bertumbuh menjadi murid Yesus yang
dewasa dan penuh penyerahan diri melalui pelatihan pemuridan yang intensional
artinya pendekatan yang digunakan tidak berhenti pada penginjilan dan juga tidak
secara kebetulan tapi melalui sikap teladan Kristus dari diri kita selaku orang-orang
percaya. Mulailah bangun kepercayaan orang-orang sekitar melalui sikap dan teladan
kita sebagai orang percaya.
The Purpose Driven Life, Rick Warren, kembali mengemukakan
……………………. Hanya ada satu cara untuk mengembangkan kebiasaaankebiasaan
karakter yang serupa dengan Kristus, anda harus mempraktikannya dan ini
4
membutuhkan waktu. Tidak ada kebiasaan-kebiasaan instan. Jika anda
mempraktikkan sesuatu berulang-ulang kali, anda menjadi mahir melakukannya.
Kebiasaan membangun karakter ini sering disebut sebagai “ disiplin rohani “ dan ini
semua didapat dari perubahan pola pikir kita sebagai anak-anak yang Unik dan Cerdas serta memiliki segudang potensi.
BAB 3. PEMBAHASAN
SMP Plus al Fatwa Bandung merupakan
salah satu sekolah menengah pertama di lingkungan Yayasan al Fatwa Bandung yang
resmi berdiri pada tahun 2010 dengan berlokasi di Cigereleng Komp. PLN Bandung. SMP Plus al Fatwa ini memang memiliki beberapa keunggulan
program yang berbeda dengan sekolah Islam lainnya. Disini siswa bukan hanya
sekedar dididik secara akademis saja, melainkan juga bagaimana membangun “ good
character “ bagi mereka. Disini siswa dituntut untuk membentuk self leadership yang
tinggi, kreatif bahkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris yang lebih. Terlepas dari itu SMP Plus al Fatwa yang merupakan sebagai sekolah dengan kategori “ nasional plus “ mencoba
mengembangkan pola pikir yang paling mendasar sebagai basic life skill dan good
character, khususnya pengembangan iman Keislaman siswa yakni dengan memberikan
pendidikan hati Nurani pada siswa di dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai
dengan visi dan misi sekolah yakni :
Visi SMP Plus al Fatwa adalah : Hold high the Islamic faith to reach great achievement
(junjung tinggi iman Keislaman utnuk melambungkan prestasi )
Misi SMP Plus al Fatwa adalah : 1. to become creative, proactive, independent, generous,
siscipline and have strong faith ( menjadikan siswa kreatif, proaktif, mandiri, berjiwa
sosial serta beriman teguh ) . 2. to increase the professionalism of teacher and staff in
educational world ( meningkatkan profesionalisme kerja guru dan karyawan sesuai
dengan dunia pendidikan ), maka kami mecoba membuat pilot project pengajaran
Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
1. Metoda Pengajaran :
Metoda yang digunakan adalah metoda interaktif dengan pola Perpaduan konsef dasar umum dengan konsep utama al Qur'an dan al Hadits, dimana guru langsung mengajarkan pada siswa dengan berpedoman pada
al Qur'an sebagai firman Allah yang utama dibarengi dengan modul-modul yang dibuat
oleh guru berdasar konsep pendidikan Rasulallah Muhammad SAW. Bentuk metode yang diberikan pada siswa adalah :
1.1 Pemahaman al Qur'an dan al Hadits
1.2 Renungan dan penafsiran
1.3 Sharing kelompok dan individual
1.4 Praise and Worship
1.5 Pemutaran film
1.6 Persekutuan/berkelompok
1.7 Dll , yang kesemuanya disusun dan dirancang sesuai dengan kurikulum 2004.
2. Kurikulum dan Materi Pelajaran :
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum
2004 yang telah dimodifikasi dengan kebutuhan pada perubagan pola ajar yang
dilakukan.
Materi pelajaran dirancang khusus yakni pengenalan : Allah, Rasulallah, Manusia dan
Masjid dalam pola pengajaran : “ Berakar, Bertumbuh, Berbuah dan Mandiri “
Materi kelas 1 :
My first steps toward Muihammad, My first step with Muihammad Key concepts :
- Muhammad as : Savior, Lord
- Life : Bridges to life, New life ( born again, breath, food, warmth, protection),
Past life
- Basic assurances : Salvation, Answer to prayer, Guidance, Forgiveness,
Victory over temptation
- Wheel : Prayer, Bible, Fellowship, Witnessing
Topics :
1. Bridges to life ( Muhammad as savior )
2. New life ( born again, Muhammad as Lord )
3. Firm foundation ( assurance of salvation )
4. Prayer ( spiritual breath, assurance of answer to prayer )
5. Bible ( spiritual food, assurance of guidance )
6. Fellowship ( spiritual warmth )
7. Oppositions ( protection, assurance of victory over temptation )
8. Past life ( assurance of forgiveness )
9. Witnessing
Commitments students :
1. Commit life to Muhammad as Savior and Lord
2. Take hold basic assurances : salvation, answer to prayer, guidance,
forgiveness, victory over temptation
3. Practice spiritual discipline : prayer, bible ( quiet time journal ), fellowship,
witnessing ( personal testimony )
Materi kelas 2 :
Come follow me
Key concepts
- Discipleship : Phases and means, Needs and hindrances, transformation
( spiritual formation, mindset formation, character formation, ministry
formation )
- Stewardship : talents and gifts, Time , Money and Possession
Topics :
1. Phases and means of growing in discipleship
2. Needs and hindrances of growing in discipleship
3. Spiritual formation
4. Mindset formation
5. Character formation
6. Ministry formation
7. Stewardship of talents and gifts
8. Stewardship of time and possession
9. Stewardship of money and possession
Commitments students :
1. Regular check and regulate growth on personal transformations : spiritual
formation , mindset formation, character formation, ministry formation
2. Practice spiritual stewardship : talents and gifts ( goal personal renewal), time
( time management ), money and possession money management
Materi kelas 3 :
Go …… and make Disciples
Key concepts :
- Ministry perspective : whole church, whole gospel, whole world
- Ministry profile : passion, competence, personality, style
- Ministry skills : discipleship, commissioning
Topics :
1. Perspective 1 : whole Church
2. Perspective 2 : whole Gospel
3. Perspective 3 ; whole World
4. Ministry profile 1 : Passion
5. Ministry profile 2 : Competence
6. Ministry profile 3 : Personality Style
7. Ministry skill 1 : Evangelism
8. Ministry skill 2 : Discipleship
9. Ministry skill 3 : Commissioning
Commitments students :
1. Cultivate heart for the whole church, gospel and world
2. Serving and living the ministry profile : passion, competence, personality style
3. Involved in evangelism, discipleship, and commissioning .
3. Waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam:
Pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka 2 jam perpekannya tetapi
secara individual pembelajaran dilakukan secara terus menerus dalam arti
keseharian siswa dengan pemantauan prilaku pribadi siswa
4. Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar yang diperlukan pada system ini adalah :
1 orang guru Bimbingan Konseling ( focus pada problem solving siswa )
2 orang guru Pendidikan Agama Islam( focus pada materi pelajaran )
1 orang Ustadz AhlibSekolah ( sebagai tenaga kategorial )
5. Sistem Penilaian :
Sistem penilaian yang dilaksanakan bukanlah system penilaian secara kognitif
siswa berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil evaluasi ( test tertulis )
melainkan penilian yang lebih banyak dalam bentuk practice / praktek /
keseharian siswa ( mengemukan pendapat ketika diskusi, pembuatan majalah
dinding, penerapan nilai-nilai islam terhadap sesama : pelayanan, dll )
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan :
Perbedaan pola ajar terdahulu ( kurikulum 1994 ) dan pola ajar sekarang ( 2004
yang sudah di inovasikan ).
Pendidikan Agama
Islam
Pola Ajar Terdahulu Pola Ajar Sekarang
1. Kurikulum
2. Metode
3. Pedoman Pengajaran
4. Tenaga Pengajar
5. Bentuk kegiatan
6. Goal Pendidikan
Kurikulum CBSA 1994
Dinilai secara kognitif
( dengan dibuatkan test –
test formatif dan sumatif )
Menggunakan metode
ceramah dan diskusi
al Qura'an , al Hadits dan buku Cermin
Remaja Unik Cerdas dan berpotensi Unggul
Cukup 1 orang guru untuk
semua kelas parallel
Belajar dengan suasana
indoor
Tuntasnya materi pelajaran
(kurikulum )
Kurikulum 2004 plus
Dinilai secara aplikatif
( tidak menggunakan test ,
baik formatif maupun
sumatif )
Bentuk Pembedahan al Qur'an,Hadits, dan aplikasi seharihari
yang kooperatif
al Qur'an
Dua orang guru bidang
studi dan 1 orang Ustadz ahli sebagai tenaga
konselor serta 1 guru BK
Aplikasi kehidupan seharihari
Menjadikan siswa Berakar,
Bertumbuh , Berbuah dan mandiri di
dalam Ridhla serta Rahmat-NYA .
4.2 Saran :
Pengubahan Pola Ajar Pendidikan Agama Islam di SMP Plus al Fatwa Bandung adalah awal dari system pembelajaran yang dijadikan
pilot project dari Yayasan Al Fatwa Bandung sendiri, maka dari itu penerapan baik modul
dan materi-materi pembelajaran hendaknya di persiapkan semaksimal mungkin dengan
bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait , khususnya bagian Pendidikan SMP Plus al Fatwa Bandung di bawah konsultasi dan bimbingan Ustadz ahlui..
Penilaian Agama Islam pada peserta didik bukan hanya dilihat dari nilai
kognitif siswa, tetapi benar-benar pengaplikasian nilai-nilai Islam yang diterapkan
sekolah pada peserta didik dapat merubah pola pikir peserta didik untuk menjadi serupa
denganyang ditauladankan oleh Rasulallah Muhammad SAW. Dan hal ini dapat dilaksanakan jika guru bidang studi agama
Islam, Ustadz ahli dan Kepala sekolah dapat bekerjasama dengan baik dan benar.
wallahu'alam.
Daftar Pustaka
1. Tonny Buzan, The Power of Spiritual Intelligence, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta , 2003
2. David J. Schwartz, The Magic of Thinking BIG, Binarupa Aksara, Jakarta,
1996
3. Rick Warren, The Purpose Driven Life, penerbit Gandum Mas, Jakarta , 2005
4. Nikky Gumbel, Omega- Discipleship Ministries , International Alpha , UK,
2002
5. SMP Penabur BPK Jakarta
* Kepala Sekolah Menengah Pertama Plus al Fatwa Bandung-Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tafadhlol akhi...ukti...silahkan...BTS ( Bebas Tapi Sopan )