Kesyahduan terjadi manakala nikmat muncul dari arah pandangan mereka...
mereka yang memiliki kepolosan bukan berarti tak berdaya...
mereka berseragam bukan berarti robot yang hanya gerak jika dikendalikan...
mereka sumber inspirasi karya nyata anak manusia...
mereka ladang kontribusi abadi yang terpatri dalam lubuk hatinya...
mereka ada bersama kita yang mesti kita layani...
kadang mereka suka bercanda..tawa..
kadang dengan mereka kita harus serius tanpa dikatakan galak...
kadang bahasa mereka memerlukan terjemahan tepat tanpa suara lisan kita....
dibalik latar yang mereka bawa...
mereka berbeda beda dalam keunikan yang nyata...
latar dibalik mereka menaruh harap besar akan sebuah perkembangan...
pantaskah mereka kita marah marahi...kita kucilkan...kita pilih kasih...
tidak...jangan segan untuk belajar dari mereka...
merekalah pencetak guru berkualitas...
apapun status mereka.. mereka wajib kita perlakukan nyaman...
faktor apapun ketika diri kita tidak stabil...mereka tetap harus kita dampingi...
rona wajah kenyaman mereka adalah faktor terpenting keberadaan kita disampingnya...
kesadaran akan sebuah panggilan hidup mendampingi mereka...
pengabdian penuh suka cita menjadi motor utama dihadapan mereka...
mereka yang punya kepekaan alami akan reflek bergerak...berkata..berpikir...kritis...
pembunuhan mereka adalah pengkerdilan potensi yang ada...
pemenjaraan mereka adalah respon yang negatif kita berikan...
pengkaderan terburuk mereka adalah ulah propoganda yang kita contohkan...
pengkerdilan....acuh tak acuh... propoganda materialistik...
mereka bukan tak mengerti...
mereka tidak untuk itu semua...
selagi kertas terus dicetak...selagi pena terus menari...selagi tinta pulpen terus bertetesan...
kita punya waktu untuk mereka yang memerlukan kebaikan kita...
enyahkan rasa pilu trauma lapangan kerja...bangkitlah dan duduklah dekat mereka...
jika kita susah tersenyum cobalah angkat kedua bibir kita untuk mereka...
jikalah kita tidak bisa bernyanyi..cobalah berdehem dehem dekat mereka...
jikalah kita tidak bisa membawa mereka lega...cobalah untuk sama sama menarik nafas dengan mereka...
kita untuk mereka....mereka untuk masa depannya...
kala suram karena ulah kita...
bisakah kita menjalani hidup ini dengan jiwa yang lapang....
mereka yang memiliki kepolosan bukan berarti tak berdaya...
mereka berseragam bukan berarti robot yang hanya gerak jika dikendalikan...
mereka sumber inspirasi karya nyata anak manusia...
mereka ladang kontribusi abadi yang terpatri dalam lubuk hatinya...
mereka ada bersama kita yang mesti kita layani...
kadang mereka suka bercanda..tawa..
kadang dengan mereka kita harus serius tanpa dikatakan galak...
kadang bahasa mereka memerlukan terjemahan tepat tanpa suara lisan kita....
dibalik latar yang mereka bawa...
mereka berbeda beda dalam keunikan yang nyata...
latar dibalik mereka menaruh harap besar akan sebuah perkembangan...
pantaskah mereka kita marah marahi...kita kucilkan...kita pilih kasih...
tidak...jangan segan untuk belajar dari mereka...
merekalah pencetak guru berkualitas...
apapun status mereka.. mereka wajib kita perlakukan nyaman...
faktor apapun ketika diri kita tidak stabil...mereka tetap harus kita dampingi...
rona wajah kenyaman mereka adalah faktor terpenting keberadaan kita disampingnya...
kesadaran akan sebuah panggilan hidup mendampingi mereka...
pengabdian penuh suka cita menjadi motor utama dihadapan mereka...
mereka yang punya kepekaan alami akan reflek bergerak...berkata..berpikir...kritis...
pembunuhan mereka adalah pengkerdilan potensi yang ada...
pemenjaraan mereka adalah respon yang negatif kita berikan...
pengkaderan terburuk mereka adalah ulah propoganda yang kita contohkan...
pengkerdilan....acuh tak acuh... propoganda materialistik...
mereka bukan tak mengerti...
mereka tidak untuk itu semua...
selagi kertas terus dicetak...selagi pena terus menari...selagi tinta pulpen terus bertetesan...
kita punya waktu untuk mereka yang memerlukan kebaikan kita...
enyahkan rasa pilu trauma lapangan kerja...bangkitlah dan duduklah dekat mereka...
jika kita susah tersenyum cobalah angkat kedua bibir kita untuk mereka...
jikalah kita tidak bisa bernyanyi..cobalah berdehem dehem dekat mereka...
jikalah kita tidak bisa membawa mereka lega...cobalah untuk sama sama menarik nafas dengan mereka...
kita untuk mereka....mereka untuk masa depannya...
kala suram karena ulah kita...
bisakah kita menjalani hidup ini dengan jiwa yang lapang....